Meningkatnya intensitas dan frekuensi bencana, terutama yang terkait dengan krisis iklim, menuntut partisipasi aktif masyarakat dalam upaya penanggulangan.
Masyarakat perlu dilibatkan tidak hanya dalam merespons kondisi darurat, tetapi juga dalam pengurangan risiko bencana.
“Pemetaan yang kami lakukan adalah langkah awal untuk mengenali bahaya,” tambah Ucu.
Selain kebakaran, pohon tumbang, rumah rusak, dan longsor, Kota Tasikmalaya juga menghadapi risiko genangan air.
BACA JUGA:Rencana Penertiban PKL di Alun-Alun Dadaha Tasikmalaya, Upaya Pemerintah Menata Kota
Genangan adalah kondisi terjadinya penumpukan volume air di suatu tempat karena luapan dari tempat lain atau aliran yang pembuangannya kurang baik.
Berbeda dengan banjir, yang merupakan peristiwa kenaikan muka air yang melebihi batas normal, genangan di Kota Tasikmalaya tidak mencapai tingkat yang parah.