Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Kenali Penyebab, Gejala dan Cara Penularan STSS

Kamis 27-06-2024,18:32 WIB
Reporter : Ruslan
Editor : Ruslan

Bakteri ini merupakan aerob fakultatif yang tumbuh optimal pada suhu 37°C. Koloninya berbentuk bulat dengan diameter 0,5 - 1,0 mm, agak cembung, jernih, dan membentuk zona hemolisis. Streptococcus pyogenes adalah bakteri yang termasuk dalam golongan hemolisis beta, dengan koloni berdiameter 2 - 4 mm.

Gejala STSS

Di Jepang, kasus STSS yang dilaporkan umumnya terjadi di rumah sakit dan disebabkan oleh bakteri streptokokus. Gejalanya sering muncul sebagai faringitis atau radang pada tenggorokan atau faring. Infeksi STSS dapat berakibat fatal karena pasien bisa mengalami sepsis dan kegagalan multiorgan. Namun, penyebab pasti dari infeksi ini masih belum jelas karena gejala STSS biasanya ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu singkat.

Cara Penularan STSS

BACA JUGA: Mengenal Senyawa Alkaloid yang Ada Dalam Daun Kratom

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, menjelaskan cara penularan STSS terjadi melalui pernapasan dan droplet (percikan ludah atau lendir) dari penderita.

Karena itu, dia meminta masyarakat untuk tetap menerapkan perilaku hidup sehat, menggunakan masker saat sakit dan membiasakan mencuci tangan secara rutin.

”Yang paling penting saat ini, kebiasaan baik yang sudah terbentuk di masa pandemi Covid-19 terus dijalankan seperti cuci tangan pakai sabun dan memakai masker, sehingga meminimalisir perpindahan droplet lewat pernafasan,” ujar dr Nadia.

Pengobatan

BACA JUGA: Tim Gabungan Lakukan Operasi Penindakan Over Dimensi pada Kendaraan Sumbu Tiga di Kabupaten Garut

Dokter Nadia mengatakan pengobatan infeksi STSS dilakukan dengan pemberian antibiotik. Namun hingga saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi bakteri pemakan daging ini.

Pembatasan Perjalanan

Hingga saat ini, menurut dia, belum ada pembatasan perjalanan dari ataupun ke Jepang terkait dengan peningkatan jumlah kasus STSS pada pertengahan tahun ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan pembatasan perjalanan ke negara-negara yang terdampak saat terjadi peningkatan kasus iGAS atau invasive Group A Streptococcal disease, termasuk STSS, di Eropa pada Desember 2022.

Kategori :