DUH! Kuota PPDB di Kota Tasikmalaya Bisa Dicolong 'Orang Dalam', yang Miskin Pikul Beban Biaya Sekolah

Rabu 12-06-2024,13:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM - Sekarang adalah masa-masa krusial untuk orang tua berburu sekolah untuk anak tersayang melalui Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). 

Bagi keluarga kelas menengah ke atas, sekolah swasta favorit yang bergengsi tentu bisa masuk dalam daftar atas prioritas, demi manfaat akademis dan sosial. 

Hal ini tentu berbeda dengan mereka yang mengandalkan penghasilan harian dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya.

Masyarakat kelas menengah memikul beban berat membiayai anaknya untuk sekolah. Selain peningkatan pendapatan yang tak sebanding dengan biaya administrasi, hingga permintaan beragam dari sekolah yang milik swasta.

Hal itu seperti diungkapkan Asep Solehudin, warga Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya yang menyebut perlu mengeluarkan isi dompet lebih banyak jika mesti menyekolahkan anak ke sekolah swasta. 

”Jelas mahal lah (sekolah di swasta, Red), apalagi di Bungursari tidak punya SMA negeri,” ujarnya kepada Radar Tasikmalaya, kemarin Selasa 11 Juni 2024. 

”Pengen sekolah negeri, tapi jauh. Di Cibungkul, Indihiang. Relatif murah sekolah negeri karena ditanggung pemerintah. Pengen sekali ada SMA negeri di Bungursari,” sambungnya.

Terang dia, beberapa sekolah swasta memang menawarkan program beasiswa dan bantuan. 

Namun, program ini tidak dapat dinikmati oleh semua pelajar di sana karena kompetisi yang sangat ketat. ”Ada (program) cuman kepentingan,”  terangnya. 

Dia menambahkan, rata-rata pendapatan masyarakat Bungursari tidak sebanding dengan biaya sekolah di sana. 

Selain itu, siswa yang bisa masuk sekolah negeri seringkali mengandalkan ‘jalur orang dalam’.

”Miris. Sudah biasa. Ada jalur zonasi, prestasi, sementara orang yang punya kuasa bisa menggunakan jalur istimewa. Hal ini sudah seperti lumrah. Coba tanya para dewan, pasti mereka punya kuasa untuk memasukkan anak ke sekolah mana saja,” sindirnya.

Dia juga membandingkan kondisi ekonomi di Kecamatan Bungursari dengan daerah lain. 

”Swasta memang ada program pemerintah, tetapi belum terjangkau. Lihatlah letak geografisnya, Kecamatan Bungursari termasuk kecamatan termiskin. Pemkot ada di Bungursari, tetapi kenapa kecamatannya tetap termiskin? Pendidikan SMA negeri pun belum ada,” tambah Asep.

Tatang, seorang warga Bungursari lainnya menuturkan, anaknya kini tengah mendaftar ke SMAN 4 Tasikmalaya. 

Kategori :