Rombongan awalnya berangkat mendaki gunung dari wilayah Malangbong Kabupaten Garut, dengan rencana turun di Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.
Kondisi korban sempat berbicara mengigau sehingga panitia memutuskan untuk berhenti saat perjalanan dan meminta bantuan dari polisi, Tagana, serta BPBD Kabupaten Tasikmalaya dan Garut.
Asep menambahkan, setelah berkomunikasi dengan keluarga korban, dokter, dan Kepolisian, disimpulkan bahwa kematian korban bukan disebabkan oleh unsur kriminal. Korban meninggal saat mengikuti perjalanan menuju lokasi kegiatan di puncak gunung tersebut.
"Saya berkonsultasi dengan dokter, perlu pemeriksaan lebih lanjut, namun hasil visum awal menunjukkan korban meninggal wajar," tambah Asep.
BACA JUGA:Mengenal Mang Koko, Seniman Sunda Asal Indihiang Tasikmalaya dan Kiprahnya dalam Berkarya
Sebelum meninggal, korban sempat diupayakan dengan dibungkus alumunium foil dan didekatkan dengan perapian untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.
"Seleksi Diklatsar sangat ketat, harus ada pemeriksaan medis sebelum ikut. Korban sebelumnya dinyatakan sehat dalam pemeriksaan medis," jelas Asep.
Pihak kampus juga telah memfasilitasi kebutuhan keluarga korban, termasuk memberikan fasilitas ambulans dan akan terbuka mengenai semua informasi yang dibutuhkan keluarga.
Saat ini, keluarga korban telah tiba di kamar mayat RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya namun belum dapat memberikan keterangan.
Sementara itu, petugas Kepolisian masih menentukan titik koordinat lokasi untuk memastikan apakah masuk ke wilayah Polres Garut atau Polres Tasikmalaya Kota untuk penyelidikan lebih lanjut.