Terkait dengan Politeknik Siber dan Sandi Negara, tambah dia, digitalisasi di semua sektor tidak terelakkan sehingga Indonesia butuh talenta. Misalnya terkait cyber security.
Anas berharap sekolah-sekolah kedinasan dapat menjaga kualitas dan martabat proses pendidikan di Indonesia dengan mencegah perundungan.
”Supaya menjadi perhatian bagi kita semua. Tidak ada lagi bullying diproses seleksi maupun proses pendidikan di seluruh sekolah kedinasan, karena ini sudah menjadi arahan Bapak Presiden,” tegasnya.
Terkait Politeknik Statistika STIS yang tahun ini menerima 355 formasi, Anas berharap mahasiswa Politeknik Statistika STIS yang totalnya mencapai 2.136 mahasiswa terus berproses menyiapkan diri sebagai talenta masa depan.
Mahasiswa Politeknik Statistika STIS harus menjadi talenta ahli data berkelas dunia, menguasai soal big data, andal soal data science, karena itu semua akan menjadi penggerak kemajuan bangsa.
BACA JUGA: Ratusan Pelajar SMAN 1 Banjar Bakal Berangkat Study Tour ke Malang, Kepsek: Boleh Asal Diperketat
Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan strategi pembelajaran STIS dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari STIS.
Menurut dia, mahasiswa STIS didorong memanfaatkan big data dan data science untuk mengolah data. Salah satu bukti update perkembangan terkini teknologi yang bisa diadopsi untuk statistik berkualitas adalah memanfaatkan teknologi web crawling dalam memperkaya informasi website.
”Inilah yang membantu BPS menghasilkan statistik yang berkualitas. Kami terus mendorong mahasiswa yang potensial untuk adaptif dan keep up dengan perkembangan teknologi terkini,” tutur dia.
Sebagai informasi, sekolah kedinasan menjadi daya tarik untuk melanjutkan pendidikan tinggi karena lulusan langsung jadi PNS (pegawai negeri sipil). Sekolah kedinasan merupakan salah satu mekanisme rekrutmen CPNS.