RADARTASIK.COM - Massimiliano Allegri meninggalkan warisan yang sulit ditandingi pelatih selanjutnya jika dipecat oleh Juventus akhir musim ini.
Setelah menekuk Atalanta 1-0 di Olimpico, Massimiliano Allegri telah mengukir sejarah sebagai pelatih Juventus pertama yang memenangkan Coppa Italia dalam lima kesempatan berbeda.
Gelar kelima Coppa Italia Allegri ini mengungguli pencapaian Roberto Mancini dan Sven-Goran Eriksson, yang masing-masing berhenti dengan empat tropi.
Meski begitu, banyak yang beranggapan bahwa Juventus akan memecat Allegri di akhir musim, meskipun ia telah memenuhi semua target yang diminta, termasuk lolos ke Liga Champions dan menjuarai Coppa Italia.
Allegri kemudian menanggapi spekulasi tersebut dengan mengatakan, “Jika saya tidak lagi menjadi pelatih Juventus musim depan, mengingat semua orang tampaknya menganggap remeh saya akan pergi, maka saya akan meninggalkan tim yang kuat untuk klub ini,” kata Allegri.
“Saya belum tahu apa-apa, saya hanya bercanda. Di Juventus, kemenangan adalah yang terpenting, kemudian klub akan melakukan evaluasi,” lanjutnya.
Allegri sendiri terlihat sangat emosional selama pertandingan, merobek jaket dan dasinya, serta membuka kancing bajunya setelah dikeluarkan dari lapangan karena berteriak kepada ofisial keempat.
Ia juga tertangkap kamera membuat isyarat tangan yang diduga menyuruh seseorang pergi, dengan banyak spekulasi bahwa tindakan tersebut ditujukan kepada direktur Juventus, Cristiano Giuntoli.
BACA JUGA:Wakil Direktur Inter Milan Akui Bento Sebagai Kiper Muda yang Menjanjikan: Dia Sedang Kami Amati
Giuntoli dikabarkan ingin memecat Allegri dan menggantikannya dengan Thiago Motta dari Bologna untuk musim depan.
Namun, Allegri membantah insiden tersebut saat ditanya oleh Sport Mediaset. Dia menyatakan bahwa tidak ada masalah apapun, dan ia hanya merayakan kemenangan bersama para pemain dan penonton.
Tindakan emosional Allegri kemudian ditanggapi oleh pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, yang menganggap apa yang dilakukan oleh pelatih Juventus bukan suatu kejadian besar.
"Itu bagi saya sepertinya bukan episode besar... Mungkin ketegangan saat itu membuatnya sedikit terurai, dia menjadi marah: terkadang hal itu terjadi pada kami para pelatih," paparnya.