Ia berjanji akan membagi hadiah dengan adil, setengah untuknya dan setengah lagi untuk wanita itu. Tanpa ragu, wanita itu menerima permintaan Abu Nawas.
Keesokan harinya, ketika masih pagi sekali Abu Nawas sudah sampai di istana dengan membawa seorang wanita tua dalam pelukannya.
Sang raja kemudian bertanya, "Apakah wanita ini ibumu, Abu Nawas?".
Dengan tegas, Abu Nawas menjawab, "Ya Tuanku, wanita ini adalah ibuku. Mengingat usianya yang sudah tua dan kakinya yang lemah, saya harus membawa beliau ke istana."
Raja kemudian menanyakan langsung kepada wanita tua tersebut, "Apakah kamu ini benar-benar ibunya Abu Nawas? Jangan berani berbohong atau akan kukirimkan dirimu ke penjara!".
Mendengar ancaman sang raja, wanita tua tersebut menjadi takut dan akhirnya mengakui bahwa semuanya hanyalah rekayasa Abu Nawas demi mendapatkan hadiah.
Raja Harun tertawa dan menjatuhi hukuman untuk Abu Nawas dengan 100 kali pukulan.
"Kamu sudah berjanji membawa ibumu ke sini, namun nyatanya kamu gagal. Aku juga berjanji akan memberimu hadiah seratus dinar, tapi kamu juga tidak memenuhi kewajibanmu. Karena itu, kamu harus dihukum seratus kali pukulan," kata sang raja.
Dalam keadaan yang terdesak, Abu Nawas berusaha keras mencari cara untuk menghindari hukuman.
Tak lama kemudian, ia menemukan trik jitu untuk lolos dari hukuman tersebut.
Abu Nawas menyampaikan, "Saya berjanji kepada wanita tua itu untuk membagi hadiah dengan rata. Karena saya akan dihukum 100 kali pukulan, izinkan saya menerima 50 pukulan dan sisanya 50 pukulan tolong berikan pada wanita tua tersebut."
Sang raja merasa ragu dan bergumam dalam hati, "Bahkan satu kali pukulan saja, perempuan tua tersebut pasti tidak akan bisa bertahan."
Namun, akhirnya raja memutuskan untuk memberikan 50 dinar pada wanita tua tersebut.
Abu Nawas kemudian memprotes keputusan tersebut dan menyampaikan, "Jika ibu saya telah mendapatkan hadiah dari Paduka, maka anaknya juga seharusnya mendapatkan bagian yang adil."