CEO Smart Aviation Pongky Majaya mengenang sosok Deni Sobali sebagai sosok yang sangat strong, friendly, dan mudah bergaul.
"Kami merasa sangat kehilangan. Dia bekerja kurang lebih selama tiga sampai empat tahun," ujarnya.
Saat ditanya penyebab jatuhnya pesawat kargo tersebut, Pongky Majaya enggan berbicara banyak.
"Kita tidak mau mendahului tahapan penyelidikan. Pada saat pesawat itu diterbangkan sudah dirilis oleh almarhum sendiri dan sudah dinyatakan serviceable," kata CEO Smart Aviation Pongky Majaya.
Menurut CEO Smart Aviation Pongky Majaya, pesawat tersebut umurnya belum sampai dua tahun.
"Saat itu, kebetulan pesawat membawa sembako 583 kilogram untuk penduduk di daerah Binuang, Nunukan, Kalimantan Utara," jelasnya.
Pada saat itu, cuaca dalam keadaan terpantau baik tapi kemudian mendadak pesawat hilang kontak pada ketinggian 9.000 feet dengan kecepatan normal.
"Yang menjadi pertanyaan bagi kita, ada gangguan apa yang menyebabkan pilot mendadak hilang kontak di atas tengah hutan," katanya.
Meskipun demikian, insiden tersebut sudah terjadi dan kini pihaknya sedang mengupayakan asuransi jiwa untuk korban.
"Selain itu, ketenagakerjaan dan tentunya tunjangan-tunjangan," terangnya.
Proses Evakuasi Pesawat Smart Air
Sementara itu dalam proses evakuasi Tim SAR Gabungan, ada sejumlah fakta dalam kecelakaan pesawat jelang bulan suci Ramadhan ini.
Pertama, pesawat Pilatus Pc6 hilang kontak sejak pesawat Smart Air lepas landas dari Tarakan pukul 08.25 Wita.
Pesawat yang memuat sembako 583 kilogram itu dijadwalkan mendarat di Bandara Binuang, Krayan pada 09.20 Wita Jumat 8 Maret 2024.