Sama-sama kompak dan akrab pimpinan TNI dan Polri di Kota Tasikmalaya semasa mereka.
Hal spektakuler di antara buah kekompakan mereka, redanya bahkan bisa dikatakan nol, terjadinya gesekan TNI dan Polri di lapangan.
Apalagi ketika mereka menginisiasi lahirnya Forum Peduli Tasik (FPT), semakin kuatlah kekompakan TNI/Polri.
FPT pertama dibentuk itu diketuai Farid Makruf sebagai Danbrigif 13 Galuh Rahayu.
Melalui FPT itulah spirit kebhinekaan dan toleransi diaplikasikan. Sahabat-sahabat para perwira yang multi profesi, suku, dna agama dihimpun.
Mulai Wali Kota Tasikmalaya, ketua MUI, tokoh agama, akademisi, notaris, pengusaha lokal Kota Tasikmalaya.
Ikut bergabung juga pimpinan BUMN seperti kantor pos, Telkom, PLN, Bulog, Pertamina di wilayah Kota Tasikmalaya, perbankan dan BI, OJK, KPP Pratama, pimpinan hotel, hingga jurnalis.
Brigjen Pol Gupuh Setiyono menjadi salah satu mantan Kapolres Tasikmalaya Kota yang tetap terpaut hatinya ke Tasikmalaya.
Dirinya tidak ingin kekompokan dengan sahabatnya terhenti karena pindah tugas. Maka kepada penerusnya yang menjabat Kapolres Tasimakaya Kota spirit itu ditularkan.
BACA JUGA:Fitur-Fitur Tersembunyi Galaxy A05s yang Jarang Diketahui Cocok Bagi Gen Z
BACA JUGA:KPU Kota Tasikmalaya Ingatkan Gen Z Wajib Datang ke TPS Pada 14 Februari 2024, Jadi Penentu Kah?
Tiga sahabatnya yakni Danbrigif 13 Galuh Rahayu, Dandim 0612 Tasikmalaya, Danlanud Wiriadinata, satu pemikiran.
Jadilah tradisi di kesatuan mereka yang tidak tertulis. Yakni pengganti mereka harus meneruskan merawat FPT dengan ketuanya dari Brigif dengan alasan pangkat lebih senior.
Danbrigif 13 Galuh Rahayu berikutnya Kolonel Inf Bangun Nawoko, Kolonel Windyatno langsung menjadi ketua FPT.