EVALUASI PROGRAM
Pakar Program Konservasi atau Conservation Program Expert Panel (CPEP) Prof Sudarsono Seodomo Ph.D mengunjungi Desa Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Mas Dar—demikian pria ini akrab disapa—mengevaluasi Program Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring bersama Ir Nurcahyo Adi, MBA.
Keduanya menilai bahwa konsep Kolaborasi Konservasi Hutan dan Sungai Dumaring cukup baik.
“Inisiatif yang bagus. Dalam pengertian begini, mengombinasikan konservasi dengan ekonomi (jadi) directly. Jadi gak muter-muter. Ini sebetulnya konsepnya konservasi, tetapi ekonominya langsung ditaro (diposisikan, red) di depan dan dirasakan nilai dan manfaatnya oleh masyarakat setempat,” ungkap Prof Sudarsono, guru besar Fakultas Kehutanan IPB dan kebijakan kehutanan serta ekonomi kehutanan ini.
Pria yang juga sebagai program independent evaluator itu menilai, konservasi setelah “dikawinkan” dengan pengembangan ekonomi—pemberdayaan masyarakat—, hasilnya tampak signifikan.
“Alhamdulillah, Dumaring tidak hanya dikenal, tetapi juga masyarakatnya mulai mandiri. Semua orang itu butuh yang namanya kualitas lingkungan baik. Tetapi kan kita perlu prioritas-prioritas dulu (pemanfaatan jasa lingkungan, red). Ya...makan dulu (peningkatan ekonomi, red), kemudian secondary need dan seterusnya,” ulas Mas Dar.
Menurutnya, ketika ekonomi masyarakat merangkak naik, permintaan mewujudkan lingkungan yang lebih baik akan ikut naik pula.
“Demand for envorment (permintaan akan lingkungan) akan naik juga. Kalau orang itu kategori miskin lalu diajak ngobrol lingkungan, ya gak bisa lah. Jadi genjot ekonominya dan masyarakat itu akan meminta kualitas lingkungannya bagus,” terang dia.
BACA JUGA:Bek Asal Belanda Siap Tempur di Persib Lawan Persik Kediri, Main di Kandang Ya Harus Menang
Gambaran ini, menurutnya, bisa dilihat di Desa Dumaring. Di lokasi ini terdapat kawasan wisata seperti Taman Sungai Dumaring (TSD). Kemudian pemberdayaan masyarakat dengan dibentuknya Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
KUPS di dalamnya terdapat 7 unit usaha masyarakat. Dengan begitu, ekonomi masyarakat akan tumbuh.
Program independent evaluator lainnya Ir. Nurcahyo Adi MBA menambahkan, ketika berbicara konservasi, di Dumaring terdapat perkebunan sawit.
Bagi sebagian orang, kata pria yang juga pegiat isu keberlanjutan soal hutan itu, antara konservasi dan perkebunan sawit dianggap hal yang bertolak belakang.
Namun pria berkacamata lulusan Fakultas Kehutanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) itu tak melihat hal itu di Dumaring.