BACA JUGA:Rekomendasi Sabun Batangan Penghilang Flek Hitam yang Murah, Wajah Glowing Bebas Kusam
Cheka pun semakin paham bagaimana harus mengelola pemerintahan di daerah.
Dia pun mulai mengubah strateginya dengan merangkul para pengusaha, para tokoh dan stakeholder di Kota Tasikmalaya.
Berusaha mengumpulkan masukan untuk bahan membuat rencana pembangunan jangka panjang Kota Tasikmalaya.
Memanfaatkan anggaran yang dominan kucuran dana dari pusat, menurut Cheka mentalnya juga harus diubah.
Dirinya sebagai Pj Wali Kota Tasikmalaya harus memberi contoh.
“Kalau saya misalnya mengambil Rp 1 juta dari dana anggaran itu, tentu yang di bawah juga akan mengambil, lalu di bawahnya ikut ngambil juga karena melihat saya. Ujungnya dana yang ke masyarakat sedikit,” tegasnya.
Terkait berbagai gebrakan yang dilakukan Cheka Virgowansyah sebagai orang nomor satu di Pemkot Tasikmalaya, salah seorang pejabat mengaku asyik-asyik saja.
Tentang rekan-rekannya yang memimpin OPD-OPD tidak nyaman atau seperti ‘kagugusur’ oleh langkah Cheka, itu karena selama ini terbiasa disuapin.
“Mereka kan terbiasa ‘dihuapan’ (wali kota) sebelumnya. Terima beres saja asal loyal,” kata pejabat yang namanya untuk alasan tertentu tidak Radartasik.com tuliskan.
Hadirnya Cheka kata dia, justru harus bersyukur karena dia orang pusat. Tinggal siapkan program-program kreatif dan visioner, soal anggaran bisa diupayakan ke pusat.
Sebab Cheka Virgowansyah berbeda dengan wali kota hasil pilkada.
Cheka tidak ada beban langkahnya kecuali menorehkan prestasi pembangunan.
Dia kata pejabat itu, berbeda dengan wali kota atau kepala daerah hasil pilkada.
“Cheka mah lurus saja. Tidak tersandera kepentingan berbagai kelompok pendukungnya. Tidak terbebani oleh tim sukses,” analisa sang pejabat.(*)