”Pembiayaan hijaunya mencapai 7,3%. Tapi kalau pertanyaannya adalah komitmen, kami siap jangka menengah dan jangka panjang. Karena saat ini potensinya adalah untuk negara seperti Indonesia profilnya masih dominan di pembiayaan UMKM,” tuturnya.
BACA JUGA: 5 Sahabat Setia Battousai si Pembantai dalam Rurouni Kenshin, Nomor 3 Calon Penerusnya
BACA JUGA: Bansos BPNT Tahap 4 2023 Dana Bantuan Sebesar Rp600.000 Sudah Cair, Yuk Cek Penerima Manfaat!
Adapun di tataran operasional untuk mengimplementasikan ESG roadmap, BRI melakukan Eco-Operational Efficiency. Dengan tujuan menurunkan emisi perusahaan yang bersumber dari kegiatan operasional. BRI pun melakukan Carbon Avoidance Initiative.
Harapannya akan sejalan dengan National Determined Contribution (NDC) yang ditetapkan pemerintah. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui inisiatif Zero Waste to Landfill Programme, seperti penggunaan mobil dan motor listrik sebagai kendaraan operasional kantor, serta mengajak masyarakat, terutama Desa BRILiaN dan nasabah KUR BRI untuk menjaga lingkungan melalui program BRI Menanam.
BRI dalam ESG roadmap-nya dapat menurunkan emisi sekitar 30%-40%. Dalam hal ini, menurut Solichin, BRI melibatkan berbagai stakeholder terlebih masyarakat, di mana perseroan mengambil pula porsi literasi. Ini mengingat literasi menjadi penting dan tentu tidak bisa menjadi tanggung jawab dari pemerintah saja, tapi industri juga harus berperan besar.
”Literasi yang kami lakukan adalah kepada pekerja, nasabah, dan juga kepada masyarakat. Jadi intinya, kalau kita bicara target 2060, kami di BRI yakin bahwa itu akan bisa tercapai dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh para pemangku kepentingan,” tutup Solichin.