Dalam sesi daring ini mereka berdiskusi bersama dengan para narasumber dan tim pendamping PPM UNSIL melalui platform Whatsapp Group dan Zoom.
BACA JUGA:BRI dan SRCIS Kolabs Ekosistem Toko Kelontong, Dagang Lebih Mudah & Praktis
Menanggapi pertanyaan yang berkaitan dengan alasan penyelenggaraan kegiatan ini, Ketua Tim PPM, Metty Agustine Primary, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa program PPM ini akan memberikan dampak yang sangat besar bagi para guru terutama dalam menyusun modul ajar yang rata-rata mereka masih kebingungan dalam membuatnya.
“Sehingga besar harapan kami dalam kegiatan ini mampu melahirkan sebuah prototipe modul ajar yang nantinya merupakan bentuk luaran dari kegiatan PPM ini, dan bisa bermanfaat bagi rekan-rekan guru.
Disamping itu kegiatan PPM ini juga dapat memberikan motivasi terhadap para guru yang tentunya haus akan ilmu dan pengetahuan khususnya mengenai kurikulum Merdeka,” ungkapnya.
Hal ini disambut baik oleh Ketua MGMP Bahasa Inggris SMP Kota Tasikmalaya, Yayan Saory Sofyan, S.Pd., M.Pd, dia menyampaikan sangat berbahagia dengan adanya kegiatan pelatihan ini, karena sudah lama sekali MGMP belum melaksanakan kegiatan upgrading keilmuan pedagogik untuk para guru.
BACA JUGA:Prosedur dan Syarat Pengajuan Dana KUR BRI 2023 hingga Rp 500 Juta
“Sehingga kami sangat bersyukur dan berterima kasih karena dari pihak Universitas Siliwangi dapat memberikan kegiatan yang sangat bermanfaat ini,” tuturnya.
Dengan adanya kegiatan PPM ini, semoga guru-guru SMP Bahasa Inggris di Kota Tasikmalaya dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuannya, sehingga keterampilan pedagogis mereka dapat terus ditingkatkan.
Kegiatan PPM ini diharapkan akan berlanjut kepada praktik pembelajaran Bahasa Inggris yang sesuai dengan konsep Kurikulum Merdeka seperti pembelajaran berdiferensiasi, mengutamakan asesmen formatif, dan juga melakukan asesmen diagnostik untuk menentukan keberagaman dan keunikan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
Dampak adanya pelatihan inipun akan memberikan warna baru kepada para guru Bahasa Inggris bahwa menyusun Modul Ajar bukanlah suatu hal yang membingungkan jika mereka mengetahui konsep penyusunannya secara utuh.
BACA JUGA:BRI dan SRCIS Kolabs Ekosistem Toko Kelontong, Dagang Lebih Mudah & Praktis
Mereka pun belajar bahwa perubahan kurikulum tidak membuat mereka menjadi manusia yang terus ingin berada di zona nyaman, namun harus mampu menjadi guru pembelajar sepanjang hayat, yang inovatif, kreatif, dan tangguh dengan perubahan zaman.