Bila Guntur bisa finis pertama di Dholo, maka gelar juara East Java Trilogy akan aman. Namun, jika tidak, maka bisa saja Nasrudin menyalip di seri pemungkas.
Bisa juga raihan poin Nasrudin dengan Guntur sama. Kalau hal itu terjadi, maka cyclist dengan peringkat lebih baik akan ditentukan melalui perbandingan hasil finis terbaik yang lebih tinggi atau banyak.
Hasil finis terbaik yang lebih tinggi itu bisa berupa kemenangan, podium kedua, podium ketiga, ataupun peringkat di luar podium.
Misal pembalap A mendapatkan 50 poin, pembalap B juga 50 poin. Maka pembalap A akan mendapatkan peringkat lebih baik karena di antara tiga lomba menang sekali. Sementara pembalap B finis terbaik adalah peringkat kedua.
BACA JUGA: Apa Benar Upgrade Klasifikasi Akun ke OVO Premier Banyak Untungnya? Ini Penjelasannya
Untuk tahun ini, Kediri Dholo KOM Challenge tidak lagi start di Surabaya seperti tahun lalu. Perlombaan difokuskan di Kediri dengan format one day event.
”Dari Kediri, finis di Kediri, untuk Kediri,” ucap Azrul Ananda, founder Mainsepeda.com.
”Dengan format ini para peserta bisa mengeksplorasi Kediri lebih maksimal, sejak Jumat atau paling lambat Sabtu, para peserta akan datang di Kediri untuk balapan di hari Minggu. Mereka akan menginap di hotel di Kediri, belanja di sini, dan kegiatan lain yang membawa dampak ekonomi yang positif,” paparnya.
Selain menjadi momen yang menentukan bagi persaingan merebut gelar bergengsi Trilogi Jatim, Kediri Dholo KOM Challenge 2023 ini menjadi atraksi sport tourism yang penting untuk Kediri.
BACA JUGA: Pinjaman KUR BRI 2023 Rp 100 Juta Tanpa Jaminan dengan Cicilan 5 Tahun, ini Simulasinya
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana atau yang akrab disapa Mas Dhito sangat mendukung ajang ini. Apalagi, dalam dua tahun ini, Kediri Dholo KOM sukses menjadi salah satu event climbing paling populer di Indonesia.
Start akan dilakukan di Kantor Bupati Kediri yang berdekatan dengan Simpang Lima Gumul yang sangat ikonik itu. Para peserta akan berkeliling Kediri sebelum menuju ke kawasan menanjak di Besuki, tanjakan Kelok 9, Tanjakan Gigi 1, lalu finis di kawasan Air Terjun Dholo.
Nah, salah satu spot baru yang akan dilewati rombongan Kediri Dholo KOM Challenge sangat menarik, yaitu bandara baru Kediri, Dhoho International Airport.
Bandara Dhoho yang memiliki panjang runway 3.300 meter itu, bisa didarati pesawat jumbo, saat ini dalam proses penyelesaian. Sudah hampir selesai, rencananya bandara yang akan dikelola Angkasa Pura 1 tersebut akan beroperasi Oktober nanti.
Bupati muda itu menyebut Bandara Dhoho diharapkan akan menjadi pengungkit bagi pembangunan Kediri dan kawasan sekitar. Bandara yang terhubung langsung dengan tol Kertosono-Tulungagung itu akan mempermudah mobilitas warga di sana. Juga wisatawan, pebisnis, atau siapa pun yang akan ke Kediri.