Lingkup pekerjaannya meliputi pekerjaan drainase (3,85%), aksesoris jalan jembatan (2,09%), perkerasan beton (6,04%), pekerjaan struktur (82,77%) dan pekerjaan tanah dan geo (1,91%).
Pembangunan Flyover Djuanda dibiayai APBN (SBSN) senilai Rp332,8 miliar dan dianggarkan secara MYC (multy years contract) tahun 2022 hingga 2024.
Pembangunan Flyover Junada dikerjakan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Ditjen Bina Marga dengan kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya (Persero) - PT Nindya Karya (Persero) (KSO).
Masyarakat sudah sangat menantikan kehadiran Flyover Juanda karena akan mengurai simpul kemacetan akibat pertemuan lalu lintas di Simpang Tiga Bangah - Aloha, tepatnya di Jalan Nasional ruas Waru - Batas Sidoarjo dengan jalan akses Bandara Juanda.
Selain itu, Flyover Juanda akan memperlancar arus lalu lintas di perlintasan sebidang rel kereta api yang berada di jalan akses Bandara Juanda sekaligus mengurangi risiko kecelakaan di perlintasan kereta api.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan agar mobilitas barang, jasa dan manusia lebih efisien diperlukan konektivitas antarwilayah.
Diharapkan, pertumbuhan ekonomi daerah akan meningkat setelah konektivitas yang semakin lancar sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah.
Dia menegaskan pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, disamping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian.
Pada 2023, secara keseluruhan ada 3 flyover guna mendukung sterilisasi perlintasan sebidang rel kereta di sepanjang jalan nasional yang dibangun Kementerian PUPR.
Yaitu, satu Flyover Djuanda di Jawa Timur. Dua flyover di Sumatera Selatan yaitu Flyover Gelumbang dan Flyover Bantaian.