
Sambungan sejarah orang Sunda salah satunya ada di sejarah Mahkota Binokasih.
Tentu kalau Mahkota Binokasih sampai hilang, jejak sejarah orang Sunda ikut hilang.
Ahli naskah kuno dari Universitas Padjajaran Dr Elis Suryani, kepada Radartasik.com menyampaikan keprihatinannya soal sejarah.
Menurut Dr Elis Suryani perhatian pemerintah terhadap aset sejarah kurang.
BACA JUGA:Hebat Nih! Anggota Damkar Kota Banjar Belajar Jadi Pembina Apel, Waduh Sempat Gemeteran Lho!
Ini ketika Dr Elis Suryani mengomentari Harta Karun dari Tasikmalaya, wilayah yang dulu jadi bagian Sumedanglarang.
Di Tasikmalaya ada Harta Karun berupa pedang kayu KH Zainal Musthofa, pimpinan Pesantren Sukamanah, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Sejarah pedang bambu KH Zainal Musthofa belum mencapai satu abad. Syarat dengan nilai perjuangan melawan penjajah Jepang.
Artinya masih dekat jejaknya dengan generasi saat ini.
Tetapi kenyataannya masih banyak generasi muda yang tidak mengetahui Harta Karun dari Tasikmalaya itu.
Kembali mengenai Harta Karun Sumedang Mahkota Binokasih, kalau mau melihat bisa datang ke museum Sumedang.
Mahkota Binokasih disimpan di ruangan khusus.
Jadwal pengunjung ke ruangan penyimpanan mahkota ada waktu tertentu.
Pengelola museum yang merupakan keturunan keluarga Raja Sumedang, akan memandu dan memaparkan sejaranya.
Di ruangan itu juga tersimpan pusaka-pusaka Kerajaan Sumedang berupa senjata keris, pedang, dan tombak.
Senjata-senjata itu diletakan mengelilingi Mahkota Binokasih yang diletakan di penyimpan kaca dan berada di tengah ruangan.