“Dalam olahraga, Anda tidak dapat membeli gelar. Saya jelas ingin memenangkan Scudetto dan Liga Champions setiap tahun, tetapi jika kami melakukannya, itu akan bertentangan dengan pekerjaan kami,” kata Cardinale ketika membeli AC Milan tahun lalu.
“Tugas kami adalah mendapatkan laba atas investasi ini dan jika setiap tahun orang yang sama menang, itu tidak akan berhasil,” lanjutnya.
“Hal yang menurut saya fenomenal adalah banyak orang datang ke olahraga ini dan berpikir bahwa 'Tujuannya adalah memenangkan kejuaraan',” tuturnya.
“Tentu saja, kita semua ingin menang, tetapi jika Anda melihatnya melalui lensa investor yang murni, tujuannya adalah untuk tampil secara konsisten,” paparnya.
Berbeda dengan Maldini yang menginginkan Milan secepatnya kembali merajai Eropa dengan dukungan dana di bursa transfer, Moncada dianggap lebih cocok dengan gaya pemilik Rossoneri saat ini.
Moncada kemudian menjelaskan mengapa AC Milan lebih suka mendatangkan pemain dari Liga Prancis dalam wawancara dengan L'Equipe.
Menurut Moncada, keberhasilan pemain dari Liga Prancis di AC Milan disebabkan oleh mentalitas yang kuat dan ketidaktakutan mereka dalam menghadapi kegagalan.
Moncada mengatakan bahwa pemain dari Spanyol, Italia, atau Jerman cenderung takut gagal, sementara pemain Prancis memiliki mentalitas yang berbeda.
“Saya tidak tahu apakah pemain Prancis lebih siap dari yang lain, tapi secara umum mereka tidak takut. Orang Spanyol, Italia, atau Jerman takut gagal,” kata Moncada kepada L'Equipe.
“Saat saya berbicara dengan Mike Maignan, dia tidak memiliki tekanan, dia hanya bermain. Bisa jadi itu mentalitas kita,” jelasnya dikutip dari SempreMilan.
Moncada juga menjelaskan perbedaan perlakuan yang diterima terhadap pemain muda di Prancis dan Italia.
Di Italia, jika seorang pemain muda membuat kesalahan, mereka sering dianggap belum siap dan akan duduk di bangku cadangan untuk waktu yang lama.
“Di Italia, jika seorang pemain muda melakukan kesalahan, mereka langsung mengatakan dia belum siap dan dia akan duduk di bangku cadangan, dan ini tidak terjadi di Prancis,” terangnya.
“Di Prancis, pasarnya luar biasa, di setiap klub ada pemain yang menarik,” terangnya.
“Saya melihat bahwa tim Prancis juga membeli pemain dari luar negeri, tetapi ini tidak berjalan dengan baik dan kemudian mereka menampilkan produk dari pemain junior mereka ke lapangan,” pungkasnya.