Ibn Katsir mengomentari hadis-hadis itu:
Konteks hadis-hadis itu menujukkan bahwa penghimpunan ini adalah penghimpunan orang-orang yang hidup di akhir umur dunia, dari luar tempat penghimpunan di daerah Syam (Siria). Mereka ada tiga golongan.
Golongan pertama dihimpun sambil makan, berpakaian dan naik kendaraan. Golongan kedua terkadang berjalan dan terkadang berkendaraan. Mereka bergantian naik satu unta, sebagaimana telah disebutkan dalam shahih al-Bukhari dan shahih Muslim: dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta.
Artiya, mereka naik bergantian karena tempat yang sempit, sebagaimana telah dijelaskan dan ditafsirkan oleh hadis yang lain. Golongan ketiga dihimpun oleh api yang keluar dari kawah Aden yang mengepung manusia dari belakang mereka dan menggiring mereka dari semua arah ke tempat penghimpunan. Orang yang tertinggal akan dimakan oleh api tersebut.
Semua itu menunjukkan bahwa ini terjadi di akhir umur dunia, pada saat masih ada makan dan minum, naik kendaraan di jalan darat, dan lain-lain, dan ketika orang-orang yang tertinggal rombongan dimakan oleh api itu.
Kalau ini terjadi setelah tiupan kebangkitan, maka tidak ada lagi kematian dan naik kendaraan di tanah keras, tidak ada lagi makan dan minum maupun memakai pakaian. Anehnya, Abu Bakar al-Baihaqi, setelah meriwayatkan kebanyakan hadis ini, menafsirkan berkendaraan ini pada hari kiamat.
Ia mendukung pendapatnya itu dan melemahkan pendapat kami dengan menggunkana dalil, “Hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa menghadap Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami halau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.”
Bagaimana dia dapat menganggap benar pendapatnya dalam menafsirkan ayat itu dengan hadis tersebut, padahal di dalam hadis itu disebutkan “dua orang menunggang satu unta, tiga orang menunggang satu unta, empat orang menunggang satu unta, sepuluh orang menunggang satu unta,” dan ada penegasan eksplisit bahwa mereka naik bergantian karena tempat yang sempit? Pendapatnya tidak sesuai degan fakta ini.
Dalam beberapa referensi disebutkan, api tanda kiamat ini akan muncul di daerah Aden (Arab: 'Adan) yakni sebuah kota yang terletak di Yaman.
Wilayah ini terletak di sepanjang utara Teluk Aden dan terletak di semenanjung yang menutupi sisi timur Pelabuhan Al-Tawāhī.
Adapun, semenanjung yang menutupi sisi barat pelabuhan disebut Little Aden. Aden dahulunya ibu kota Republik Demokratis Rakyat Yaman.
Namun, Ada beberapa ulama yang berbeda pendapat mengenai urutan tanda Kiamat. Dalam riwayat Imam Muslim yang lain dari Abdullah bin Amr, berbeda dengan riwayat Hudzaifah di atas.
“Dari Abdullah bin Amr, saya hafal dari Rasulullah SAW yang bersabda bahwa tanda kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat."
Sementara, dalam riwayat Imam Al-Bukhari, yang terjadi pertama kali di antara tanda-tanda tersebut adalah api yang menggiring manusia.
“Anas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tanda kiamat yang pertama (muncul) adalah api yang menggiring manusia dari timur menuju barat."