Hal ini juga dilakukan untuk menghindari penumpukan kendaraan pada tanggal tertentu, terutama pada tanggal yang telah diprediksi menjadi puncak arus balik lebaran.
”Kami terus mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan memperhatikan puncak arus balik gelombang kedua pada hari Minggu-Senin, 30 April – 1 Mei 2023 untuk menghindari penumpukan kendaraan pada ruas tertentu,” ujar Ari.
Ruas JTCC yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2017. Ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional.
Ruas JTCC dibangun dan dioperasikan PT Cibitung Tanjung Priok Tollways (PT CTP) yang dimiliki oleh PT Akses Pelabuhan Indonesia dan PT Menara Maritim Indonesia.
BACA JUGA: Presiden AC Milan: Tak Ada Uang, Tak Ada Prestasi
Kedua perusahaan tersebut merupakan anak usaha PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang merupakan salah satu subholding Pelindo di bidang logistik dan hinterland development.
Direktur Utama SPSL Joko Noerhudha mengatakan kehadiran tol JTCC diharapkan dapat mempercepat mobilitas barang.
Terutama, barang-barang yang berasal dari kawasan industri di Bekasi bagian utara dan kawasan logistik di Karawang dan Bekasi menuju pelabuhan di Jakarta Utara.
Sehingga, tambah dia, dapat terhubung secara lebih baik dan dapat memangkas waktu dan jarak tempuh kendaraan.
Dengan kecepatan itu, menurut dia, tentu saja akan memperkuat daya saing produk-produk Indonesia yang akan diekspor.
Lebih jauh lagi, hadirnya JTCC diharapkan secara bertahap dapat membantu menurunkan biaya logistik nasional serta mendukung akselerasi kemajuan ekonomi nasional yang memberikan dampak multiplier effect berupa peningkatan daya saing Indonesia di kancah global.
Sebagai subholding Pelindo yang bergerak di bidang logistik dan hinterland development, SPSL berkomitmen untuk terus menjadi solusi logistik terdepan yang terintegrasi guna mendorong laju perdagangan dan ekonomi nasional dengan didukung sistem dan peralatan bongkar muat yang terkini dan infrastruktur yang lengkap berada di kawasan pelabuhan.