“Mereka memainkan dua pertandingan di mana mereka memaksimalkan peluang mereka, yang merupakan tanda dari tim yang matang yang tahu kapan harus menekan pedal gas dan kapan harus bertahan,” ujar Spalletti kepada Mediaset.
Spalletti juga memuji tanpa henti upaya anak asuhnya untuk mengejar ketertinggalan dan mengkui kurangnya pengalaman menjadi faktor yang membut mereka tersingkir.
“Saya juga ingin memuji para pemain saya, karena musim Liga Champions kami dimainkan di level yang sangat tinggi,” tuturnya.
“Kami membayar untuk beberapa momen naif, kami membayar untuk kurangnya pengalaman dalam menghadapi momen pertandingan,” paparnya.
“Beberapa pemain kami yang kembali dari tugas internasional sedang berjuang, terutama Osimhen yang absen selama 20 hari setelah cedera itu. Kemudian beberapa kesalahan dan beberapa ketidakadilan,” pungkasnya.