Seharusnya kisah Santos ini menjadi inspirasi calon politisi Indonesia ???? Mendekati pemilu 2024, modal bohong juga bisa mendapatkan suara pemilih. Layak dipertimbangkan jadi solusi untuk yg modal pas Pasan untuk jadi anggota parlemen hahahahah
Kliwon
CERITA LAMA YANG MENJADI NYATA Di sebuah taman kota, seorang cewek ngobrol dengan cowok yang baru dikenalnya. Cewek : "Mas kerja dimana?" Cowok : "Saya usaha kecil-kecilan hanya punya beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan di Bali" Cewek : (Duhhh.., rendah hati banget...) "Mas tinggal dimana?" Cowok : "Pondok indah bukit golf" Cewek : (Wow kereen..... Rumah orang-orang the haves) "Pasti gede rumahnya yah?" Cowok : "Engga juga ..... .... biasa aja koq cuman 3000 meter persegi...." Cewek : "Buseet..... Pasti mobilnya banyak..??" Cowok : "Sedikiitt kok.. cuma berada Ferari, Jaguar, Marcedes Benz, BMW, Mazda..." Cewek : (Wah cowok idaman gue nih..!!) "Mas udah punya istri..?" Cowok : " Hmmm..... sampai saat ini belum tuh....hehehe..." Cewek : (Enak juga nih kalo gue mampu sah bini nya.) "Mas merokok.?" Cowok : "Enggak.. Rokok itu engga bagus buat kesehatan..." Cewek : (Wah sehat nih.!) "Mas suka minum minuman keras.?" Cowok : " Engga doonk..." Cewek : (Gile cool abiss !!) Mas suka main judi...?" Cowok : "Nggak ..... .... Ngapain judi..? Ngabisin duit ajah..." Cewek : (Ooohhhh....soo sweettt..) "Mas suka dugem enggak?" Cowok : "Ngga suka, sukanya datengin pengajian." Cewek : (IIhhh..... sholeh banget ni cowok) "Mas udah naik haji..?" Cowok : "Ya..... Baru 2 kali dan umroh 4 kali." Cewek : (Ya Tuhan, imamku banget ini) "Hobinya apa sih mas..?" Cowok : "BOHONG...." Dan kelak di kemudian hari diketahui, cowok itu bernama Santos.
Handoko Luwanto
Santos bisa lolos menunjukkan betapa rakyat AS hidup dalam tekanan. Masyarakat demikian butuh figur hero yg menjanjikan. Apalagi jika figur itu dilahirkan dari keluarga korban kemanusiaan. Yang sanggup bertahan hidup melewati penderitaan. Sambil ditempa dengan pendidikan berkualitas tinggi. Dan dimatangkan di perusahaan paling bergengsi. Lalu akhirnya.... terungkap smua kebohongannya. Setelah itu masyarakat yg sama juga tetap masih butuh figur. Yaitu figur zero alias figur zonk. Figur untuk jadi bahan olok-2 dan tertawaan setiap hari. Untuk mengimbangi tekanan hidup akibat resesi.
Komentator Spesialis
Topik mengenai kebohongan hari ini membetot minat yang luar biasa. Mungkin tidak terlepas dari pengalaman pribadi kenyang membohongi atau dibohongi, wkwkwk...
Leong putu
Burung merpati berbulu putih / Terbang rendah di atas atap./ Nona cantik berkebaya putih / Bersambung.../ .... 365_mantun Bersambung......
Pryadi Satriana
Ini negara demokrasi, bukan negara Islam! Dalam negara demokrasi, berlaku prinsip demokrasi: 'majority rules, minority rights'. Lha 'majority' ini SUARA MAYORITAS, pemenang pemilu, yg kemudian 'membentuk pemerintahan', yg kemudian disebut 'pemerintah'. Pemerintah, melalui Menag, mengatur pemakaian 'pengeras suara' - termasuk TOA - di tempat2 ibadah, SEMUA tempat ibadah. Tapi, dasar 'ndendheng', banyak yang mengabaikan 'aturan' tsb. (Ndhak) Lucunya, pas diingatkan malah 'ngèyèl', bilang yg minoritas 'tahu diri' lah... bilang 'tepa slira' lah ... . 'Tahu diri' bukan utk minoritas. Setiap orang PERLU tahu diri. Orang yg 'tahu diri' mestinya 'tahu aturan', termasuk 'aturan penggunaan pengeras suara di rumah ibadah'. Orang yg bisa 'tepa slira' malah lebih 'pangertèn' lagi, tanpa 'diatur' pun sudah menerapkan etika universal: 'ndhak mau mengganggu DAN merugikan siapa pun'. Tentang TOA itu saya ndhak 'sentimen', saya mengingatkan bahwa 'ada aturan yang dilanggar tentang penggunaan pengeras suara di tempat ibadah', dan itu 'jelas salah'. Kalau 'ada yang salah' saya biarkan, saya jg 'ikut salah', bukankah demikian, Bro & Sis? Sehat selalu semuanya, juga 'waras'. Salam. Rahayu.
AnalisAsalAsalan
Coba dilihat dulu berkas resmi pencalonan S ini. Siapa tahu semua benar. Jadi, dia berbohong saat kampanye saja. Kalau seperti itu, dia bisa berkilah, "Lho, saya kan sedang stand up comedy, biar yang dengerin terhibur. Salahkah menghibur orang?" Hahahahaha.
Leong putu
Kita sudah terbiasa dibohongi, pun di dalam hal yang sangat ilmiah : matahari terbit dari timur. Padalah matahari tidak ke mana-mana. Yang ke dua : Bumi itu bulat. Padahal aslinya bumi tidak bulat-bulat amat. Juga kata : telanjang bulat. Padalah saat telanjang itu tidak terlihat bulat. Hanya terluhat...... Hmmmmm....tidur lagi aaaahhhh
Mirza Mirwan