Sobekan Irawan

Selasa 17-01-2023,05:30 WIB

Amat Kasela

Tulisan hari ini lebih baik daripada yang kemarin. Nilai tulisan kemarin 60. Nilai tulisan hari ini 61.

Johannes Kitono

Bukan main ternyata CHD hari ini dari sobekan lead yang ketemu di tong sampah. Dan sempat dibully habis habisan oleh Ketum PKP. Secara runut kita mempelajari asal mula terjadinya Kasus Poso. Hanya masalah anak muda beda agama berantem.Urusan kecil jadi urusan nasional dan bakal Internasional. Kredit point harus diberikan kepada Jen. Farid yang tinggi dedikasinya. Biasanya pejabat minta mutasi dari daerah konflik supaya bisa menuntaskan tugasnya. Ini kok justru minta diperpanjang. Berani menghadapi tantangan dan pasti diomelin oleh isteri yang kuatir akan keselamatan keluarga. Kata Bung Karno : Jangan melupakan sejarah dan ternyata itu terjadi di awal kasus Poso. Kalau dari awal konflik anak muda didamaikan tentu tidak akan melebar kemana mana. Menurut Pingky Worrow anak Kol Worrow, tokoh Permesta ( Perjuangan Rakyat Semesta, 2 Maret 1957 ). Awalnya adalah para perwira asal Sulawesi yang kecewa karena pemerintah pusat lebih memperhatikan pulau Jawa. Dan menghambat perekonomian lokal. Padahal sumber perekonomian seperti Kopra justru berasal dari Sulawesi. Rakyat Sulawesi hanya minta pembagian kue pembangunan yang adil dari pusat. Karena negosiasi tidak berhasil terpaksa angkat senjata. Oleh Barbara Harvey ( 1977 ) Permesta disebut :Half a Rebbelion.Pembrontakan setengah hati. Wow,sudah lama nyandak baku dapat deng Pingky ,spesialis Murray eel yang kepalanya segede buah kelapa.

EVMF

"Results will never betray the effort" (Hasil tidak pernah mengkhianati usaha/proses). Ini adalah salah satu quotes-nya Sydney Justin Harris (1917-1986). Sedangkan "Effort will never betray results" (Usaha/proses tidak pernah mengkhianati hasil) adalah salah satu tweet-nya Kim Tae-hyung (kelahiran 1995), anggota grup band BTS. * I’m so proud of those who helped us achieve this. People have no idea how difficult and huge this undertaking has been. As Tae-hyung says, "Effort will never betray results." A big thank you to all of you. You know who you are! * Sepertinya Mayjen TNI Farid Makruf yang suka menyanyi, juga penggemar BTS.

Dodik Wiratmojo

Skrg ada tantangan yg lbh berat, teroris papua dengan 1000trilyun apbd yg menguap..asing mulai bermain, sampai suplai bisa dikirim lewat pesawat, sudah sering liat video anggota tni sakaratul maut diunggah dimedia

Waris Muljono

Bagi sebagian pihak, kekacauan, kerusuhan dan situasi buruk lainnya bisa jadi sengaja dipelihara untuk dijadikan proyek. Dlm tulisan ini pak DIS mencontohkan teroris. Mengapa pak DIS bisa mensinyalir begitu? Karena pak DIS berpengalaman "memelihara" perusuh-perusuh disway, sampai dibikinkan camp akhir tahun segala hehehehe Tapi perusuh disway ini sepertinya dipelihara bukan utk dijadikan proyek, tapi mau dibagi proyek. Begitu kan abah?

Dacoll Bns

Mantap, tinggal teroris di papua sekarang karena Sulawesi Insya Allah sudah beres , semoga beliau juga berhasil menuntaskan terorisme di Papua

Mirza Mirwan

"Sehari bisa 3-4 gelas, Pak Izrail. Gimana, mantap 'kan?" "Mantap atau tidaknya saya tidak tahu, Cak, wong saya baru kali ini ngopi." "Berarti Pak Izrail hanya minum teh saja?" "Ndak juga." "Oh...berarti saban hari minum air putih." "Saya ndak minum ndak makan, Cak," Izrail lantas menyeruput kopinya hingga habis. Menghormati tuan rumah, sih. Dan Izrail pun tertidur. Kesempatan itu digunakan Brodin untuk menaruh kertas yang memuat namanya di tumpukan paling bawah. Kurang dari dua jam kemudian, Izrail terbangun. "Wah, gegara kopi sampeyan saya bisa tidur, Cak. Padahal seumur hidup saya ndak pernah tidur." Brodin kecewa, tentu saja. Semula dikira Izrail mati. Ternyata bangun lagi. "Sebagai bentuk terima kasih, saya akan mencabut nyawa orang yang berada di urutan bawah daftar yang saya bawa, Cak!" Brodin : Lho, kok ..??? ---------------- Adaptasi dari humor Gus Dur.

Mirza Mirwan

Sebut saja namanya Brodin. Seperti Mayjen Farid, ia juga MA: Madura Asli. Suatu malam ia mendengar suara pintu diketuk dari luar disertai salam. "Wa'alaikum salam," sahut Brodin yang sedang nonton TV, lalu beranjak ke pintu. "Maaf, apakah benar sampeyan bernama Brodin?" tanya sang tamu serelah pintu terbuka. Tamu itu membawa stopmap tebal warna merah. "Benar, ta'iye. Mari masuk?" Sang tamu pun mengikuti Brodin, lalu dipersilakan duduk. "Mongomong nama sampeyan siapa ya?" tanya Brodin. "Saya Izrail, Cak Brodin." "Idih, kayak malaikat pencabut nyawa saja!" "Memang sayalah malaikat itu, Cak," kata sang tamu sambil membuka stopmap. "Dalam daftar yang saya bawa, malam ini, sekitar dua jam lagi saya harus mencabut nyawa sampeyan!" lanjutnya seraya menunjukkan selembar kertas di mana tertera nama, alamat, pekerjaan, dan jam pencabutan nyawa sampai menit dan detiknya. Brodin bergidik, tentu saja. Ia belum siap untuk mati. Dua anaknya masih cilkecil. Isterinya juga masih cantik semlohei. Tetapi karena Brodin orang Madura, tebersitlah ide cemerlang di otaknya. "O gitu. Ndak masalah. Tapi sambil nunggu waktu, gimana kalau kita pingopi dulu?" "Sebenarnya saya tak pernah ngopi, Cak. Tapi untuk menghormati sampeyan, okelah!" Brodin lantas ke dapur. Menyeduh dua gelas kopi. Tetapi gelas yang untuk Izrail dikasih dua bungkus racun tikus. "Sampeyan sering ngopi kayak gini, Cak" tanya Izrail setelah mencicipi kopinya.

Kategori :