Rihlatul Ulfa
Awan hitam itu bergelayut dilangit duren tiga/ satu, dua tembakan dor mengenainya/ brigadir vs tamtama katanya/ternyata ada kadiv propam polri didalamnya/pelecehan seksual awal yg terlihat disana/putri terus menangis tapi tak kunjung visum jua/
Yellow Bean
Ketika ada penataan ulang suatu ruangan dan melibatkan banyak pihak kenapa selalu muncul kata preman ? Pun ketika renovasi pasar, penataan pedagang dan kios akan memasukan banyak pedagang baru dari yang awalnya hanya non kios akan berdampingan dengan pemilik kios yang lama. Bahkan kadang kalau tidak sigap melobi kordinator pedagang bisa kehilangan kios nya. Ada juga yang kehilangan kios karena tertipu salah memberikan surat kepemilikan kios kepada oknum yang mencari keuntungan dari keluguan pedagang kecil.
Yellow Bean
Boy : Bu aku berhenti kuliah ya bapak sudah nggak ada. Ibu: Kenapa berhenti? Boy: Biaya masih perlu banyak Ibu : Bapak sudah menitipkan semua uang nya di Ibu untuk biaya sekolah kalian, asal kalian mau hidup sederhana dan seadanya masih ada biaya yang cukup untuk merampungkan kuliahmu. Tetap semangat Boyku kita berjuang bersama meraih cita cita untuk hidup lebih baik lagi.
Mirza Mirwan
Senin pagi, sebelum sarapan Zahra (kelas 1 SMP) menyerahkan selembar kertas pada ibunya, Bu Rahma yang single parent sejak 2 tahun terakhir. Di kertas itu tertulis: 1. Menyapu lantai 2000 x 6 = 12000. 2. Mengepel 5000 x 2 = 10000. 3. Menyetrika 5000 x3 = 15000. 4. Memandikan adik 1000 x 12 = 12000. Jumlah= Rp49000. Bu Rahma tersenyum membacanya. "Sarapan saja dulu," kata Bu Rahma, lalu membawa kertas itu ke kamar. Sebelum Zahra dan adiknya yang kelas 1 SD selesai sarapan Bu Rahma keluar fan menaruh kertas tadi di dekat Zahra. Di situ tertulis: 1. Ibu mengandung Zahra selama 9 bulan = gratis. 2. Melahirkan Zahra dengan bertaruh nyawa = gratis. 3. Menyusui Zahra selama 2 tahun = gratis. 4....5....6..... Sebelum selesai membaca, airmata Xahra meleleh ke pipi. Lalu mengambil ballpen dari dalam tas sekolahnya. Di atas daftar yang tadi ditulisnya Zahra menuliskan LUNAS, kemudian menyorongkan ke depan ibunya. "Maafkan Zahra, Buk!" katanya dengan suara bergetar. "Ibu juga minta maaf, sayang." Adalah Bu Rahma sendiri yang semula menetapkan tarif untuk kerja Zahra, sejak tak lagi sanggup menggaji pembantu. Dan Bu Rahma tahu, bahwa Zahra menabungnya.
Nimas
Ibu... Ada surga di bawah telapak kakinya Ada ridlo di senyumnya Ada nasehat di tuturnya Ada harapan di sorotnya Ada pengertian tak bertepi di jejak langkahnya Dialah ibu agung kita yang menggenggam.erat kala kita tak kuat Yang melembut belainya kala kita membahagia Yang menyimak antusias kala kita bercerita Yang tak jenuh kala kita berkeluh kesah Yang berbinar bijak kala kita bersungut Yang mendekap kala kita tersekap Yang menukar peluh dan lelah untuk bahagia kita Di sujud akhir malamnya Bakti kita tak mampu menukar peluh lelahnya Ibu.. Dalam darahmu kau alirkan air susumu Saat kau lelah di gulita malam sunyi Dan sibuk di pagi siang soremu Lalu bagaimana aku harus membalas Semua tetes sumber kehidupan itu Ibu yang selalu mengetuk pintu langit Dengan rapal doa restu Untuk setiap langkah putra putrimu Demi bahagia kini dan nanti.
Raja Putera
Hahaha... bisa pagat bekajutan tulisan abah. Padahal pas rami-raminya. Kada kawa ai, sekahandak sidin...
Jimmy Marta
Yang menarik diceritakan itu memang cerita orang besar yg berasal dari orang biasa. Anak petani yg jd pejabat tinggi. Wong ndeso yg jadi profesor. Anak orang miskin yg jd konglo. Atau spt pak Farid ini yg anak pasar menjadi pangdam dg gelar MA kuadrat. Ini tentu cerita penuh liku yg inspiratif.
yea aina
Konsumsi gorengan berlebihan, Kurang baik bagi kesehatan. Masalah jantung dan pembuluh darah. Pun "gorengan" lainnya, dengan pasang wajan para oknum pejabatnya. Aliran aspirasi rakyat bawah macet, menyebabkan stroke aspirasi rakyat. Penyumbatan aliran aspirasi rakyat di jantung pemerintahan: gagal jantung. Selama kariernya, Mayjend Farid Makruf mengambil peran sebagai "lemak tak jenuh", hingga efektif menerobos hambatan minyak jenuh (gorengan berulang-ulang), begitulah misi sepanjang karier militernya