Gol penaltinya membuat pemain berusia 35 tahun itu menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Argentina di turnamen dengan 11 gol mengalahkan rekor Batistuta.
Bagi sebagian orang, Lionel Messi berhak atas gelar “pemain terhebat sepanjang masa” jika memenangkan Piala Dunia, tetapi tidak untuk Scaloni.
"Apakah Messi adalah pemain terhebat sepanjang masa… kadang-kadang sebagai orang Argentina, tentu saja kami mengatakan itu hanya karena kami orang Argentina,” kata Scaloni.
"Mungkin itu egois. Saya tidak ragu mengatakan itu, dia yang terbaik dalam sejarah,” tegasnya.
"Saya memiliki hak istimewa. Saya merasa terhormat untuk melatihnya dan melihatnya bermain. Itu sesuatu yang menyenangkan karena setiap kali Anda melihatnya bermain, itu menjadi sumber motivasi yang sangat besar bagi rekan satu timnya, orang-orang, seluruh dunia,” lanjutnya.
"Jadi tidak ada lagi yang bisa dikatakan tentang Messi. Merupakan suatu kehormatan untuk memilikinya di dalam skuat," aku Scaloni.
Lionel Messi tentu saja menjadi tajuk utama dan fokus bagi banyak orang, namun Julian Alvarez bermain sangat baik saat mengalahkan Kroasia.
"Pertandingan Julian sangat bagus, bukan hanya karena dua golnya, tapi karena dia sangat membantu para gelandang," jelas Scaloni.
“Terkadang kami memiliki dua gelandang karena yang lain harus melindungi pemain lain, mereka harus menutupi sayap, dan dia menunjukkan kecerdasan sepak bola yang luar biasa,” tambahnya.
“Dengan usianya, etos kerjanya menunjukkan dia ingin memberikan segalanya di lapangan. Apa yang Anda katakan kepadanya, dia tunjukkan di lapangan,” ulasnya.
"Kami sangat senang dengan dia karena dia mampu mencetak gol, sesuatu yang luar biasa terutama untuk striker seperti dia," ucapnya.
Memebawa Argentina ke final Piala Dunia, Scaloni mengikuti jejak pelatih legendaris Argentina seperti Cesar Luis Menotti, Carlos Bilardo dan Alejandro Sabella.
"Ya, mencapai final itu luar biasa, tapi saya tidak bisa membandingkan dengan tiga nama ini karena mereka adalah sejarah di timnas," tuturnya.
"Mereka mempertahankan warna-warna ini. Mereka membuat Argentina menjadi negara yang hebat. Ya, merupakan sumber kebanggaan besar bagi saya untuk bisa bermain di final dan mewakili negara saya,” paparnya.
“Tapi saya tidak bisa naik ke posisi ini karena mereka membuat sejarah di dunia sepak bola, tidak hanya di Argentina. Bagi saya, hanya untuk melatih final ini adalah hak istimewa yang sangat besar," pungkasnya.
Argentina akan memainkan final pada hari Minggu melawan Prancis atau Maroko, yang akan bertarung di Stadion Al Bayt dini hari nanti.