Dwikorita menjelaskan bahwa gempa berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur karena adanya patahan geser.
"Merupakan gempa yang diakibatkan patahan geser dengan magnitudo 5,6," ujarnya Dwikorita Karnawati.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa wilayah Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakara dan Bandung merupakan kawasan seismik aktif sebagaimana dilansir dari Antaranews.
Di Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakara dan Bandung, kata Daryono, sering terjadi gempa dengan kedalaman dan magnitudo berbeda-beda menurutnya.
Menurut Daryono, sebelum gempa Cianjur terjadi, daerah di provinsi Jawa Barat itu sempat diguncang gempa secara berturut-turut dengan kekuatan magnitudo 4,1, 3,3 dan 2,6 pada Senin, 14 November 2022.
“Dengan memperhatikan episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Cimandiri,” ujar Daryono.
Adapun gempa dangkal umumnya diikuti gempa-gempa susulan karena berada di batuan yang relatif rapuh.
Menurut Daryono, di Jawa Barat, ada 6 sesar yaitu Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Cipamingkis, Sesar Garsela, Sesar Citarik dan Sesar Lembang.
Berikut ini 6 sesar aktif di Jawa Barat:
1. Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua di Jawa Barat dan membentang dari Teluk Pelabuhan Ratu dan menjadi sesar yang paling tua.
2. Sesar Garsela
Sesar aktif lainnya di Jawa Barat yaitu Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan.
3. Sesar Baribis
Sesar aktif lainnya di Jawa Barat yaitu Sesar Baribis yang membujur dari wilayah perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka hingga Kabupaten Purwakarta.
4. Sesar Citarik