Budidaya Bioflok, Ikan Berlimpah dan Dulang Rupiah
TASIK, RADSIK - Kemandirian ekonomi pondok pesantren (Ponpes) merupakan sebuah tuntutan dewasa ini, jika pesantren mandiri secara ekonomi maka proses keberlangsungan pendidikan, dakwah, dan sosialnya akan dapat dijalankan dengan lancar dan baik. Secara finansial, operasional pesantren tidak terlalu bergantung kepada pihak manapun.
Lebih dari itu, ponpes menjadi kekuatan yang penting dan strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional. Data Kementerian Agama menunjukkan, ada 26.975 pondok pesantren di Indonesia per Januari 2022. Jawa Barat menyumbang jumlah pondok pesantren terbanyak, yakni 8.343 pesantren atau sekitar 30,92 persen dari total pesantren nasional.
Tasikmalaya sebagai Kota Santri dengan julukan seribu pesantren tentunya menyimpan potensi ekonomi yang besar. Bila potensi ini dioptimalkan, maka bakal mampu mewujudkan kemandirian usaha di ponpes sekaligus membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bank Indonesia pun telah menempatkan peran penting pondok pesantren dalam pengembangan ekonomi yang diwujudkan melalui program-program pengembangan kemandirian ekonomi pesantren yang komprehensif.
Di bawah binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, beberapa pesantren di Kota Tasikmalaya pun telah mulai membangun kekuatan ekonomi, sebagai penopang dan sekaligus menjadi motor pemberdayaan ekonomi.
Salah satunya Ponpes Amanah Muhammadiyah di Jalan Sambong Jaya No 50 Sambongjaya Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
Ketua Koperasi Konsumen Amanah Sunjaya SE, Sekretaris Koperasi Konsumen Amanah Wahyu Jaelani SHI dan Pengelola Amanah Farm Obing Sobirin foto bersama di kawasan kolam bioflok Ponpes Amanah, Selasa (8/11/2022).-Lisna Wati / Radar Tasikmalaya -radartasik.com
Sejak awal tahun 2022, Ponpes dengan jumlah santri 540 orang jenjang SMP dan SMA tersebut mengembangkan budidaya ikan nila dan lele dengan sistem bioflok. Sistem ini sangat menguntungkan dibandingkan teknologi konvensional, produktivitas bioflok bisa mencapai 5 kali lebih besar, hemat lahan dan hemat air.
Melalui program budidaya ikan sistem bioflok ini, Ponpes Amanah yang berdiri sejak tahun 1998 tersebut mampu memenuhi kebutuhan pangan mandiri, juga meningkatkan pendapatan pesantren, inflasi yang disebabkan karena kurangnya pasokan ikan pun mulai teratasi.
Pimpinan Ponpes Amanah Muhammadiyah KH Arip Somantri MAg mengatakan, pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan namun memiliki potensi untuk dimanfaatkan dalam mencapai kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan.
Lanjutnya, program penguatan ketahanan pangan pesantren, dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, intensifikasi potensi ekonomi di dalam, santri, para pendidik, karyawan dan seluruh warga pesantren. Kedua, melakukan ekspansi ekonomi keluar, dengan sasaran masyarakat secara luas.
“Ketahanan pangan menjadi sangat penting karena salah satu kebutuhan pokok di ponpes dengan konsep boarding school atau mondok yakni lauk-pauk,” ujarnya kepada Radar, Selasa (8/11/2022).
Setiap harinya Ponpes Amanah menyediakan makan sebanyak 3 kali untuk sekitar 660 warga Ponpes yang terdiri dari santri dan karyawan. Lauk pauk utamanya ada ikan, daging ayam, daging sapi. Cost untuk belanja lauk pauk ini lumayan besar, terlebih jika harga lauk pauk di pasaran bergejolak. “Makanya kami mulai berupaya untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk ini secara swadaya melalui budidaya ikan,” katanya.
Budidaya ikan di Ponpes Amanah sudah dimulai sejak tahun 2018 dengan modal awal 5 buah kolam ikan. “Alhamdulillah pada November 2021 mendapat bantuan dari Bank Indonesia sebanyak 8 buah kolam ikan bioflok melalui program Dedikasi untuk Negeri,” katanya.