RADARTASIK.COM - Pendidikan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mempunyai pribadi , daya pikir, dan tingkah laku yang baik sehingga siap menjawab kebutuhan dan tantangan nasional maupun global. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mandiri dan menjadi wargaNegara yang demokratis serta bertanggungjawab”
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan pemerintah mengeluarkan kebijakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar penilaian. Standar Pendidik dan tenaga kependidikan yang salahsatunya terdiri dari kepala sekolah, guru, yang berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai output atau lulusan yang berkompetensi yang siap mengahadapi tuntutan zaman.
Lulusan yang berkualitas tidak lepas dari peran kinerja guru yang berhubungan erat dengan kegiatan belajar siswa di kelas. Kesungguhan dan kontribusi guru yang baik dan maksimal akan berpengaruh terhadap prestasi peserta didik. Kinerja guru dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal diantaranya mencakup: motivasi, kompetensi profesional, kesehatan, pendidikan, masa kerja, bakat, dan strata sosial ekonomi. Sedangkan faktor eksternal mencakup: sarana dan prasarana, kurikulum, program pendidikan, kepemimpinan, supervisi, struktur tugas, insentif, kompensasi, suasana kerja serta lingkungan kerja. Dari sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru adalah kepemimpinan.
Dalam studi mengenai kepemimpinan kekinian berkembang kepemimpinan transformasional dalam bidang pendidikan. Konsep awal mengenai kepemimpinan dikemukakan oleh Mac Gregor Burns yang menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana pimpinan dan bawahan berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang tinggi (Sumaryana:2014).
Kepemimpinan transformasional dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan transformasional (transformational). Ada empat dimensi kepemimpinan, yaitu :
1) Idealized Influence-Charisma
merupakan kemampuan pemimpin transformasional membawa kesadaran pengikut ke arah suatu idealisme dengan memunculkan ide-ide produktif, hubungan atau relasi sinergikal, kebertanggungjawaban, kepedulian edukasional, cita-cita bersama, dan nilai moral (moral values). Indikator kepemimpinan transformasional yang menunjukkan idealized influence-charisma a). Mendapatkan rasa hormat untuk dipercaya; b). Kepercayaan kepada yang lain; c). Menyampaikan rasa pengertian dan memiliki misi yang kuat terhadap pengikutnya; d). Menampilkan standar moral yang tinggi; e). Membangun tujuan-tujuan yang menantang bagi pengikutnya; f). Menjadi model pada pengikutnya.
2) Inspirational Motivation
Seorang pemimpin menjadi sumber inspirasi, menumbuhkan kepercayaan dan menenangkan hati bawahan. Adapun perilaku pemimpin yang menunjukkan Inspirational motivation yaitu: a). Cara pemimpin transformasional dalam memotivasi; b). Memberi inspirasi melalui visi yang jelas; c). Kepercayaan diri; d). Meningkatkan optimisme; e). Semangat kelompok; f). Antusias.
3) Intellectual Simulation
Permasalahan terkadang muncul dalam organisasi pendidikan. Adapun perilaku pemimpin yang menunjukkan intellectual simulation yaitu: a). Menunjukkan usaha pemimpin yang mendorong pengikut menjadi inovatif; b). Kreatif dalam memimpin untuk mendorong pengikut agar menanyakan asumsi-asumsi; c) . Membuat kembali kerangka permasalahan; c) Mendekati pengikut dengan cara baru.
4) Individualized Consideration
Kepemimpinan transformasional yang direfleksikan oleh pemimpin dengan selalu mendengarkan dengan penuh perhatian, dan memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan dari orang-orang yang dipimpinnya. Adapun perilaku pemimpin yang menunjukkan intellectual yaitu: a). Memberikan perhatian secara personal pada semua individu; b). Membuat semua individu merasa dihargai; c). Mendelegasikan tugas sebagai cara pengembangan pengikutnya.
Kemampuan kepala sekolah yang transpormasional seyogyanya dapat memotivasi guru untuk meningkatkan kinerjanya. Guru menjadi lebih kreatif dan produktif dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan bersama. Kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga menempatkan tujuan organisasi di atas kepentingan pribadi. Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan di sekolah akan meningkat kinerjanya jika berada dalam semangat dan motivasi yang tingi.
Penulis: Ratnasari (Mahasiswi Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya)