GARUT, RADARTASIK.COM – Garut Mania mendesak Persigar Garut direvolusi. Desakan dari pendukung klub asal Kabupaten Garut itu karena hasil buruk di Liga 3 musim 2022/2023.
Di Liga 3 musim 2022/2023, Persigar Garut tidak mendapatkan kemenangan di empat pertandingan.
Rentetan hasil buruk di Liga 3 musim 2022/2023 mendapatkan respons dari para pendukung Persigar Garut yaitu Garut Mania (Garman). Mereka meminta agar Persigar direvolusi.
Ketua Garut Mania Wildan Romdoni menyebut tuntutan itu imbas dari hasil buruk di Liga 3 musim 2022/2023 yang didapat Persigar Garut.
“Kami ingin Pemda Garut merevolusi Persigar. Kami meminta pengurus saat ini untuk undur diri,” kata Wildan Romdoni, Senin 17 Oktober 2022.
Empat kekalahan dari empat laga di Liga 3 musim 2022/2023, kata Wildan Romdoni, menjadi puncak kemurkaan para Garman.
Wildan Romdoni berharap ada pengurus Laskar Maung Sancang lain yang bisa memajukan Persigar Garut.
“Sebenarnya banyak yang tidak bisa ditolerir, seperti kalah telak dari Persikab musim lalu, jadi sudah saatnya Persigar direvolusi,” tambahnya.
Menanggapi tuntutan suporter, Humas Persigar Garut Asep Jawahir mengatakan tuntutan untuk mundur dari Garman hanya dilayangkan oleh mereka saja.
“Kalau urusan pengurus itu ada ketentuan ada penetapan. Kalau untuk menuntut mundur kita lihat saja legal formalnya,” kata Asep Jawahir.
Asep Jawahir menyebut, anggapan Persigar gagal di Liga 3 seri 1 tidak bisa disebut secara keseluruhan gagal, karena Persigar sudah berjuang seoptimal mungkin.
“Dalam hal ini kalau disebutkan gagal jauh berbeda pemahaman kami, karena kami bermain secara optimal, walaupun mendapatkan kekalahan di empat pertandingan, tapi kita masih diuntungkan karena masih bertahan di Liga 3,” ucap Asep Asep Jawahir.
Asep Asep Jawahir mengatakan, Persigar masih sulit mendapatkan anggaran yang diperlukan untuk kebutuhan tim. Bahkan Persigar kemarin hanya memiliki anggaran sekitar Rp 258 juta.
“Dalam hal ini ada bantuan dari pemerintah daerah, sponsor, termasuk ada dana dari pengurus untuk rereongan lah untuk memberikan support kepada pemain,” tambahnya.
Dengan keterbatasan anggaran, lanjut Asep Asep Jawahir, Persigar sulit untuk mendatangkan pemain yang optimal atau profesional.