Hidup Fanatisme

Kamis 06-10-2022,05:05 WIB

BERBAGAI KISAH KELUARGA DI KANJURUHAN.. 1). ALFIANSYAH. Usia 10 tahun. Klas 5 SD. Tiba-tiba menjadi YATIM PIATU. Dia bersama AYAH dan IBUNYA, nonton pertandingan sepakbola bersama. Dia selamat, tetapi AYAH dan IBUNYA, menjadi kurban meninggal di Kanjuruhan. 2). MUFID. Usia 40 tahun. Tidak nonton pertandingan. Tetapi anak gadisnya, usia 20 tahun, pamit nonton bersama temannya yang juga cewek. Keduanya meninggal. Pak MUFID tidak terima atas tewasnya anaknya, dan BERNIAT akan menuntut pihak yang bertanggung jawab, secara hukum.

Agus Suryono

DUA KALIMAT TERAKHIR ABAH.. 1). Peristiwa besar selalu melahirkan pemikiran besar. 2). Bukan mematikan harapan besar. ---DAHLAN ISKAN

yea aina

Kalau mengacu: setiap peristiwa besar "melahirkan" pemikiran/produk baru. Pun M3 Minyak Makan Merah ini, dilahirkan pasca kelangkaan minyak goreng di negeri surga CPO dunia. Kasihan.

Agus Suryono

TENTANG AREMANIA.. 1). Aremania adalah kelompok suporter klub sepakbola Arema. Tidak diketahui tanggal lahirnya. Tetapi nama Aremania, pertama kali muncul pada 4 September 1994, melalui jaket yang dikenakan salah satu pendiri Arema, yaitu Ovan Tobing. 2). Aremania memiliki SAYAP organisasi WANITA. Yaitu: AREMANITA. 3). Tokoh penting Aremania adalah: Yuli Sumpil, Cak No (Sukarno), El Kepet, Ovan Tobing. 4). Pernah menerima penghargaan THE BEST SUPORTER dari pada LIGINA VI Tahun 2000, dari AGUM GUMELAR. Dan juga THE BEST SUPORTER pada COPA INDONESIA II Tahun 2006. 5). Aremania termasuk kelompok suporter yang relatif TERTIB dan TIDAK NEKAD. Tetapi Babak 8 Besar LIGA UTAMA INDONESIA tahun 2007, bertindak anarkis, saat Arema sedang bertanding melawan PERSIWA Wamena, 16 Januari 2008. Pertandingan baru berlangsung 71 menit, tiba-tiba harus dihentikan, saat PERSIWA unggul 2-1. Para Aremania tidak puas dengan kepemimpinan wasit, sehingga mereka turun ke laoangan, dan merusak stadion BRAWIJAYA. Aremania kemudian dihukum, yaitu 2 tahun tidak diperkenankan menggunakan atribut Aremania.

Forsandy Kurniawan David

Mohon maaf kalimat terakhir tidak akan ada pengaruhnya buat p-o-l-i-s-i (saya tulis begini karena sudah males menyebutnya), sambo yang begitu terangnya saja tidak ada pengaruhnya apa- apa sampai detik ini. Tragedi kanjuruhan level bencananya diatas sambo dunia ikut komentar pun tadi pagi waktu bayern tanding, suporter bayern pasang spandung tulisannya "jelas 100 orang lebih di bunuh oleh polisi". tapi pagi ini yang muncul adalah berita ditemukannya 42 botol miras disekitar stadion. "Haduh..", penyelidikan apapun susah sekali untuk mempercayainya. entah bencana besar apalagi yang ditunggu. butuh berapa nyawa lagi yang melayang untuk p-o-l-i-s-i ber-transformasi. mari tanyakan pada rumput di stadion kanjuruhan.

Juve Zhang

Anak muda dari Jakarta mau nonton Persija di GLB Bandung, pas masuk di tanya KTP oleh Bobotoh, dilihat KTP Jakarta lalu di keroyok mati. Sebuah kisah yg tak masuk akal sehat.datang ke stadion mau nonton hiburan atau mau Bunuh orang.? Semoga kedua pihak Bobotoh dan Jackmania mengikuti langkah Aremania dan Bonek,.Pis ,pis, pis ,pis , pis ,pis ,pis itu bahasa olahraga untuk damai. 

Orang jauh

#51 Anu Abah DI, Minta tolong sampaikan ke Presiden Persebaya (yang Abah DI tahu nanamya): tulisan Rebu-an nya sekarang sering bolos (tgl 21 prei, tgl 28 gak jelas, ehh tanggal 5 ini belum muncul). 

Mirza Mirwan

Gas airmata. Itulah yang digunakan polisi saat menangani kerusuhan di Estadio Nacional Lima Peru, 1964, yang menelan korban 328 jiwa. Itu pula yang diandalkan polisi Ghana saat terjadi kerusuhan di Accra Sports Stadium, 2001, yang merenggut nyawa 126 orang. Lagi-lagi gas air mata pula ysng menewaskan (versi Kompas tadi malam yang lengkap dengan nama korban) 131 orang. Dan masih bisa bertambah lagi. Yang terjadi di Peru, juga di Ghana, kerusuhan terjadi sebelum pertandingan usai. Dua-duanya karena kekecewaan suporter salah satu tim terhadap wasit. Di Lima, Peru, saat pertandingan Pra Olimpiade Tokyo antara Peru vs Argentina kedudukan 1-0 untuk Argentina. Di menit 84 Peru bisa menyamakan kedudukan, tetapi gol Peru dianulir wasit dari Uruguay, Angel Eduardo Pazos. Suporter Peru marah, turun ke pinggir lapangan. Polisi menembakkan gas air mata. Penonton kalang-kabut. Pintu stadion tertutup semua -- karena pertandingan memang belum berakhir. Kejadian di Ghana juga sama, semua pintu masih tertutup. Lain cerita dengan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Pertandingan sudah berakhir. Hanya gegara suporter lari ke lapangan, polisi lsngsung menembakkan gas airmata. Padahal, mustahil suporter Arema mau ngamuk ke pemain klub pujaannya, bahkan pemain klub lawan sekalipun. Dan hanya satu pintu yang dibuka. Padahal dalam regulasi FIFA semua pintu keluar harus sudah dibuka dua menit sebelum pertandingan berakhir.

EVMF

Kategori :