Putusan Otak

Sabtu 24-09-2022,05:05 WIB

Ternyata orang barat tidak percaya kutbah.Apalagi komentar di Disway yg kadang ndakik2.Untung saia bukan orang barat. Ngapunten.

Rihlatul Ulfa

Jujur saja saat beliau meninggal saya tidak begitu mengetahui. pun walaupun banyak media yg memberitakannya. tapi setelah baca tulisan Abah, saya baru merasa kehilangan. disinilah saya baru mengenalnya, dan kenapa kematiannya harus disebarluaskan karena memang beliau sangat istimewa. saya sangat menyukai orang-orang yang berfikiran terbuka, apalagi sampai mau belajar ke negeri barat yg biasanya mereka-mereka itu lebih suka dengan Al-Azhar Kairo. tentu itu suatu bentuk kemajuan yang tinggi sekali, melihat beliau lulusan Columbia University. wow. selamat jalan Prof..

Ferdy Holim

Order of the British Empire terdiri dari 5 kelas, yaitu: Knight Grand Cross (GBE) Knight Commander (KBE) Commander (CBE) Officer (OBE) Member (MBE) Yang berhak menyandang Sir adalah GBE dan KBE.

Mirza Mirwan

Maaf, Bung Munawir, menyesal sekali saya tidak bisa membantu. Kalau misalnya kata "Syadzali" itu tabarruk dengan pendiri tarikat Syadziliyah, Syaikh Abul Hasan Asy-Syadzili, tetap saja saya juga tidak tahu arti kata "syadzili". Karena Syaikh Abul Hasan dari Maroko, boleh jadi "syadzili" itu bahasa "Darija" -- bahasa Arab yang bercampur bahasa Perancis. Bahasa Arab memang punya 2 jenis : "Fusha" (bahasa resmi, seperti dipakai al-Quran, komunikasi antar-bangsa-Arab, media massa, bahkan sastra) dan "'Amiyah" (bahasa sehari-hari, pasaran, juga bahasa gaul). Nah, bahasa Arab Darija yang dipakai di Maroko itu termasuk jenis "Amiyah". Mereka yang pernah kuliah di Maroko mungkin tahu "syadzili" itu artinya apa. Lepas dari apapun arti tepatnya, pastilah syadzil/syadzali itu artinya bernuansa baik.

munawir syadzali

Alhmarhum Bapak menamai sy dengan nama Munawir Sandali, itu setidaknya yg tertulis di ijazah TK. Krn suka dibully dg sebutan Sandal, Sy pun mencari jati diri nama saya, dr mana sebenarnya nama itu, apa artinya dan meniru siapa. Usut punya usut, ternyata harapan org tua memberi nama itu supaya bisa menjadi mentri agama. Waktu itu, kelas 3 SD sy bingung, mentri agama yg mana, kuberanikan diri sy bertanya ke guru TPQ sy. Utk nama saya, bagaimana tulisan arabnya. Bu Guru itu pun menuliskan nama sy versi arabnya. Sy catat, sy simpan. Suatu ketika, sy membuka2 halaman depan al Qur'an terbitan kemenag, tertulis di kata pengantarnya, dg huruf arab, yg sama seperti Bu Guru menuliskan utk sy. Oh ini, toh rupanya, tulisan yg sebenarnya. Sy mencoba mentransliterasi sendiri, bagaimana mengubah huruf arab ke indonesia. Jadilah Munawir Syadzali. Harusnya Munawwir, dr nawwara, yunawwiru, fa huwa munawwirun. Tp, krn Pak Mantri Agama menuliskan namanya dg Munawir Sjadzali, sy tuliskan saja spt itu, tanpa tasydid. Waktu ada perubahan penulisan nama kelas 6 SD utk penulisan nama ijazah, sy ajukan ke wali kelas utk perubahan nama, sy patenkan sendiri, tanpa sepengatahuan org tua, pun sampe skrg, maklum, org tua masih buta huruf. Demikian cerita tdk penting dr saya. Semoga, sebagaimana namanya, Munawwir, org yg memberikan cahaya, Sy bisa bermanfaat utk sesama, agama dan negara. Amien

DeniK

Berbahagialah bagi pembaca disway Yang yang bisa isi kolom komentar setiap hari. Kolom komentar sekarang sudah seperti bensin premium,sangat susah di cari.hil yang mustahal. Jadi silent reader itu jadi pilihan. Salam buat' mas Dur' di Borgam.

yea aina

Soal kekhasan muslim di Indonesia, dinarasikan secara ilmiah oleh Prof Azra, hingga menjadi rujukan ilmuan barat. islam Nusantara versi Prof Azra, jangan disamakan dengan Islam Nusantara yang akhir-akhir ini diwacanakan. Sebab sebuah karya ilmiah steril dari muatan kepentingan, entah itu jabatan apalagi uang. Prof Azra hanya menjelaskan BAGAIMANA sejarah dan sikap muslim Indonesia yang dikenal sangat toleran. Mungkin, beliau merasa tidak perlu menjelaskan MENGAPA sikap toleransi begitu kuat mengakar di sini, dalam disertasinya. Umumnya literatur ilmiah hanya membahas suatu hal berdasarkan bukti logis-empiris. Padahal sikap toleransi didasari kesadaran yang bersifat spiritual, keyakinan orang per orang. Perbedaan sisi spiritual (keyakinan) tidak layak diperdebatkan, baik di ranah ilmiah apalagi hanya ranah medsos. Bisa ribut debat kusirnya.

Liam Then

Sikap mental orang maju, yang paling penting itu mau memgakui keunggulan orang lain. Apapun suku dan agamanya. Atau dari mana ia berasal. Kayu bakar tetap kayu bakar darimana pun asalnya. Tetap berguna. Belajar darinya ,ambil yang baik, buang yang buruk. Ini teori usang, gampang di ketik-kan tapi susah di kerjakan. Wkkwkwkw Sikap seperti ini banyak dipraktekan di negara maju. Di sana mereka dalam beberapa hal , mau mengakui keunggulan orang. NASA-nya Amerika contohnya. Itu tempat kumpul entah berapa macam suku ras. Di Tiongkok juga. Kota-kota modern mereka banyak yang di disain oleh orang barat. Apakah orang Tiongkok tak ada yang pandai tata rancang kota? Pasti ada, cuma mereka ngaku, disainnya orang barat yang di upah. Lebih baik lagi. Begitulah sikap yang saya harap berkembang di lingkungan politik negara kesayangan saya. Karena saya sedih, banyak tokoh politik yang saya kagumi, cenderung mendorong dan memberi jalan kepada anak dan saudara. Kalo sudah begitu saya jadi teringat, cerita keruntuhan Partai Butongpai di dunia Kangow, yang runtuh karena calon pengganti yang tidak kapabel. Juga sejarah banyak kerajaan di masa silam. Runtuh. Karena pengganti kaisar dan raja yang kurang oke kualitasnya. Jaman sekarang, model kuno pewarisan kekuasaan. Sangat beresiko. Di RI, nasib beratus juta orang taruhannya. Sungguh, saya tidak mengerti, kenegarawanan itu ada dimana? Apakah susah ketemunya?

Komentator Spesialis

Kategori :