Wahyudi Kando
Idealisme ada disaat masih muda, saat sudah berkeluarga bukan tidak punya idealisme, kadar beban biaya kehidupan berkeluarga lebih berat daripada kadar idealisme. Menurut saya itu salah satu penyebab sulit mencari pewarta yg idealis Dato' DI sebagai Dato'nya pewarta ayooo himbau banyak anak muda seperti al fatih bs jadi pewarta. Mumpung masih muda....Kalau sudah berkeluarga jangan ditanya lebih butuh biaya daripada idealisemenya
Ahmad Baihaqi
Lanjutkan, Anak muda! Tempaan akan membuatmu semakin kuat. Menangislah bila harus menangis Karena kita semua manusia Manusia bisa terluka Manusia pasti menangis .... ("Air Mata" Dewa 19)
Komentator Spesialis
Nanya saja sih. Dari keempat pilar tsn : Media alias press, yudikatif, eksekutif dan legislatif, apakah masih ada yang bisa diharapkan ? Sebelum menjawab, coba sampeyan test dulu, jadilah oposisi. Laporkan buzzeRp binaan kaka pembina. Atau coba ke MK ajukan uji materi PT 5% saja untuk pilpres. Bisa ?
Budi Utomo
Kebebasan Pers adalah pilar keempat demokrasi. Pers adalah institusi di luar Trias Politica: Eksekutif, Legislatif, Yudikatif namun berperan penting dalam check and balance. Ibarat meja dengan empat kaki. Pers adalah kaki keempat. Kebebasan Pers ini adalah Kebebasan Berpendapat / Freedom of Speech atau Kebebasan Berekspresi. Ada dalam UUD 1945 kita pasal 28. Meniru Amandemen Pertama Konstitusi USA. Jadi tidak serta merta ide ini muncul begitu saja ketika BPUPKI merancang konstitusi kita. Kita meniru banyak dari USA. Bhinneka Tunggal Ika mirip E Pluribus Unum. Garuda kita meniru Elang Amerika. Dan Kebebasan Pers/Berpendapat ini satu paket dengan Kebebasan Beragama di Amandemen Pertama US Constitution. Demikian pula Kebebasan Beragama satu paket dengan Kebebasan Berpendapat di Pasal 28 UUD 1945.
Giyanto Cecep
disetiap zaman .. disetiap orde atau rezim .. Allah swt selalu mengirimkan " cahaya lilin " seperti Muhammad al Fatih ini .. saya sangat yaqin bahwa Allah swt yang mengirimkan dia. Dia masih begitu muda sehingga yang keluar dari qalbunya masih cukup bersih, belum ada residu kepentingan. Dan bagi yang terkena kritik, sentil atau apapun harus dengarkan ini karena sekali lagi dia masih cukup murni. Tidak seperti kritikan-2 yg beraroma cacian meski seorang Doktor sekalipun, meski sekaliber mantan Mentri sekalipun, meski seorang sekaliber mantan sekretaris mentri sekalipun. Saya tidak pernah perduli, entah anda sekalian. Karena aroma dan irama nya mengandung " kepentingan ". Kembali ke mas Fatih yang memiliki arti " pembukaan " , surat al Fatihah itu artinya surat pembukaan. anda sudah masuk sebagai pembuka, masuklah kedalam kawah yang penuh gejolak agar anda matang dan bijak. Semoga.
Gianto Kwee
@EVMF Drama Korea hanya pernah nonton beberapa dan saya sangat terkesan, dengan "Crash Landing On You" Saya Cowok cengeng kalau nonton film yang menyentuh hati suka nangis ! Tahun 2005 nonton King Kong dan Naomi Watts, Air mata mengucur deras dibarengi (maaf) Ingus juga keluar, Istri kehabisan Tissue, Film Habis, lampu terang benderang, malu banget karena mata sembab ! Salam
EVMF
Tanpa ada maksud dan kepentingan apa-apa, menurut saya pribadi, ada "kejanggalan" dari pengakuan wartawan muda ini. Siapa yang menekan dan mengancam, bahkan membuntuti Muhammad Al Fatih ?? Secara psikologis orang yang "bermain dengan cara seperti itu pasti akan mempertimbangkan siapa lawannya". bukankah Fatih ini anaknya Wakil Gubernur Kaltim yang juga masih berdarah biru Kesultanan Kutai ?? Kemungkinan besar karena beban pekerjaan yang berat yang tidak berbanding lurus dengan daya tahannya, maka Fatih "sedang berada di tahapan Condemning". Menurut Stuart dan Laraia, Condemning adalah tahap halusinasi berupa "cemas berat". Ditandai dengan meningkatnya tanda-tanda sistem syaraf otonom akibat ansietas otonom seperti peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah. ..... dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita. Dengan pernyataan Fatih "soal biaya hidup dan uang kuliah" ; terkesan Sang Ayah sudah tidak mengurusnya atau tidak mempedulikannya lagi. Sungguhkah Sang Ayah bersikap seperti itu terhadap anaknya ?? Saya sangat tidak yakin !! Ini semakin menguatkan dugaan bahwa Fatih berada pada kondisi "cemas berat dan tidak mampu membedakan antara halusinasi dan realita".
Rizky Dwinanto
Wartawan seperti Fatih kemungkinan masih banyaaaaaaaak. Media seperti samarindakita.com yang langka