Uus mengingatkan, yang terpenting tetap gunakan protokol kesehatan (prokes) ketat seperti Covid-19 apabila di rumah ada yang diduga tertular cacar monyet.
"Lalu ketika memasak daging apapun harus dimasak dengan baik. Supaya virus atau kuman yang mungkin masih tersisa di dalam daging itu bisa mati dengan kematangan yang memadai," tukasnya.
Cacar monyet ini tak seperti cacar biasa. Karena telah tebukti 1 berbading 10 orang yang terkena cacar monyet bisa menyebabkan kematian apabila tak ditangani dengan baik.
"Berarti cukup berisiko yah. kalau cacar biasa sangat jarang menyebabkan kematian," tegasnya.
Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Soekardjo, Titie Purwaningsari menuturkan, pasien suspect itu hingga kini masih ditempatkan di ruang isolasi.
Namun, tenaga kesehatan (nakes) telah mengambil sampel lesi (benjolan cacar) di tubuh pasien untuk diperika di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Hari ini baru diambil sampelnya, mudah-mudahan langsung berangkat ke Jakarta. Mudah-mudahan bisa cepat diketahui hasilnya. Biasanya sih dua atau tiga hari, tapi kalau menurut Kemenkes urgen, sehari mungkin sudah ada hasilnya," tuturnya.
Pasien itu masuk ke RSUD dr Seokardjo pada Jumat (9/9/2022). Sejak datang ke RSUD dr Seokardjo, kondisi kesehatannya makin membaik.
BACA JUGA:Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia Ditemukan di Jakarta, Begini Cara Penularannya Kata Kemenkes
Titie menyebutkan, tak ada yang mengkhawatirkan atau membahayakan dari kondisi kesehatan pasien. Namun, lesi cacar pasien makin menyebar ke seluruh bagian tubuh.
"Gejala membaik. Sebenarnya gejalanya tak membahayakan atau mengkhawatirkan. Namun perkembangan lesinya itu ke seluruh tubuh, seperti di muka dan tangan," katanya.
Pasien suspect itu berjenis kelamin perempuan, berusia 16 tahun dirawat dengan menggunakan protokol kesehatan (prokes) ketat.
Nakes yang merawat pasien tersebut menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti merawat pasien Covid-19.