Terkait permasalahan di lapangan, BBWS Citanduy memberikan space waktu untuk membuka kembali pintu air di aliran irigasi Lakbok Utara.
“Surat saya ke bupati Ciamis dan wali kota Banjar selama satu bulan. Aliran air di Saluran Irigasi Lakbok Utara dibuka. Setelah itu kami akan bekerja minta sampai akhir Desember tutup untuk menyelesaikan pekerjaan. Karena akhir tahun ini harus selesai. Sampai Desember harus selesai,” tegas Bambang.
Ia juga mengungkapkan, proyek pekerjaan rehabilitasi Saluran Irigasi Lakbok Utara sampai saat ini deviasi 20 persen progres pengerjaan. Artinya di bawah target pekerjaan yang seharusnya.
“Karena utamanya itu adalah yang pengeringan, sehingga kita bisa mengejar progres yang besar itu dari pengeringan itu,” ungkap Bambang.
Bambang menerima dan memberikan solusi kepada para petani. Waktu 30 hari untuk petani membuka aliran air agar semua tuntas, dan persoalan ancaman gagal panen teratasi.
“Setelah itu kami betul-betul ingin kerja menyelesaikan kekurangan deviasi sampai dengan saat ini sekitar 20 persen ketertinggalan kita. Terpaksa kami ngebut sampai Desember dan ketika terjadi demo lagi kami tidak mau tahu,” tandasnya.
Sebagai informasi, proyek pekerjaan rehabilitasi Saluran Irigasi Lakbok Utara menghabiskan anggaran hingga seratusan miliar rupiah. Anggaran tersebut dibagi dalam dua paket pekerjaan yang mana pada paket 1 sebesar Rp 55,7 miliar dan paket 2 sebesar Rp 57,9 miliar.
Saluran irigasi Lakbok Utara ini mengairi sekitar 6.200 hektare lahan pertanian. Sementara di Kota Banjar sendiri sekitar 1.200 hektare lahan pertanian memperoleh manfaat pengairan dari Saluran Irigasi Lakbok Utara.