JAKARTA — Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation (PTI), atau Wardah, Salman Subakat menegaskan, komitmen dan kepeduliannya terhadap pendidikan bangsa.
Hal itu tumbuh dari nilai-nilai yang ditanamkan kedua orangtuanya kepada seluruh anggota keluarga mereka.
Salman menyampaikan penegasan hal itu saat berbincang santai secara online (dalam jaringan/daring) dengan belasan wartawan peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan yang diselenggarakan oleh Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP), Kamis (18/3/2021).
Obrolan yang dipandu Ketua GJPP Nurcholis MA Basyari itu berlangsung terbuka dan cair.
Seluruh peserta mendapatkan kesempatan mengajukan pertanyaan tentang sosok dan kiprah alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang kepeduliannya terhadap pendidikan anak bangsa ini.
Anak kedua pasangan Nurhayati-Subakat Hadi menjawab satu per satu setiap pertanyaan. Sesekali diselingi candaan sehingga suasananya cair.
GJPP menghadirkan pula tiga kolega binaan Salman guna memberikan kesaksian tentang sepak terjang suami Dini Ardi itu di dunia pendidikan.
Mereka ialah Direktur Rumah Amal Salman (RAS) Bandung M Kamal Muzakki, CEO Pemimpin.id Dharmaji Suradika, dan Mharta Adji Wardana dari Lembaga Tahap Persiapan Bersama (LPTB) ITB.
“Orangtua saya memang sangat concern terhadap pendidikan. Kakek-nenek saya guru,” kata Salman merujuk leluhurnya dari garis ibunya, yakni Nurhayati Subakat, pendiri sekaligus pemilik PTI.
Kepedulian terhadap pendidikan itu antara lain tercermin dalam lima nilai perusahaan yang disemaikan di benak seluruh Paragonian, sebutan untuk tim pegawai PTI.
Kelima karakter kunci yang wajib dimiliki Paragonian itu ialah: ketuhanan, kepedulian, rendah hati, tangguh, dan inovasi.
Dia mengatakan ibunya itu menurunkan kecintaan terhadap dunia pendidikan kepadanya sehingga “tercebur” dan akhirnya merasa asyik bergaul dengan kalangan aktivis pendidikan, baik di kampus maupun luar kampus atau sekolah.
“Saya bertemu Pak Salman dua tahun lalu secara kebetulan di lingkungan Kampus ITB. Dari situlah tambah bersemangat dan makin percaya diri,” tutur Kamal.
Kamal memaparkan atas dorongan dan dukungan Salman, RAS makin intensif dan luas menjaring para siswa potensial dari kalangan masyarakat kurang mampu dapat bersaing masuk kuliah di kampus-kampus ternama di Indonesia.
Selain memberikan beasiswa yang bersumber dari para donatur, RAS juga mengawal dan memberikan bimbingan belajar kepada anak-anak kelas tiga SMA agar mereka bisa kuliah hingga menamatkan studi di perguruan tinggi idaman.
“Kami terutama gencar menjaring anak pertama keluarga kurang mampu agar dia dapat mengangkat adik-adiknya,” ujar Kamal.
Kategori :