PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi maupun nonsubsidi, membuat masyarakat di Kabupaten Pangandaran sedikit khawatir dengan harga sembako di pasaran.
Salah seorang warga Parigi, Kasmini (40) mengatakan bahwa sebelum harga BBM dinaikkan, sejumlah kebutuhan sudah naik duluan.
”Harga telur, terus bumbu dapur, semuanya serba naik,” tuturnya kepada Radar, Minggu (4/9/2022).
Walaupun ada rencana penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat, tetap saja dikhawatirkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. ”Saya dengar mau ada BLT, siapa yang kebagi juga belum tahu,” lanjutnya.
Senada dengan Kasmini, seorang nelayan di Pantai Bojong Salawe (Bojes), Ramidi (50) mengatakan bahwa kenaikan BBM bisa menyusahkan nelayan.
”Udah mah belinya juga susah, karena ada aturan harus bawa rekomendasi dari Dinas Kelautan, sekarang naik,” katanya.
BACA JUGA:Agenda Kota Tasikmalaya Hari Ini, Pelantikan 985 PNS dan PPPK hingga Demo BBM
Dia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar setiap harinya kini terasa sangat berat. ”Apalagi kalau nelayan yang suka keluar kabupaten akan terasa sekali,” terangnya.
Nelayan Pantai Legokjawa, Uhan mengatakan, dalam sekali melaut bisa menghabiskan 10 liter pertalite.
”Untuk jarak satu mil dan lebih dari tiga mil habis 30 liter. Kalau melaut itu hasilnya tidak tentu, kadang banyak, kadang tidak ada sama sekali,” jelasnya.
BACA JUGA:Waduh, Anggota Polisi Tewas Ditembak, Pelakunya Masih Misterius
Dia khawatir kenaikan BBM juga memengaruhi harga barang yang dibutuhkan nelayan. ”Seperti jaring dan alat tangkap lainnya, pasti naik,” ucapnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk mengalihkan sebagian subsidi dari BBM untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
Presiden menyebut beberapa jenis BBM yang selama ini mendapatkan subsidi akan mengalami penyesuaian harga.