Surat Kuasa

Minggu 14-08-2022,05:30 WIB

Di Ohio-Iowa, kebun jagung itu sejauh mata memandang. Menurut Disway, demikian juga di Bima Nusa Tenggara. Kesimpulannya, Bima itu tetanggaan dengan Ohio-Iowa. #apa kabar alismu.

Condro Mowo

USA bak Indonesia, atau sebaliknya. Fanatik yang kurang diikuti logika sehat kadang memilukan dan lucu. Dan pasti, jadi geregetan bila mengarah anarkis. Seperti Ricky Shiffer. Bedanya, Presiden kita (dan mantan) masih tergolong 'waras', tak ada yang berperilaku spt Trump. Tak ada 'penghilangan bukti' ( seperti Duren Tiga) dan data2. Bila ini terjadi di sini, entah bagaimana reaksi netizen. Pasti heboh luar biasa. Satu hal saya catat dari uraian p.Dahlan, disana seorang caleg harus berkeringat sebelum menduduki singgasananya. 2024 menanti. Tak lama, pendaftaran juga sudah dimulai. Tak terasa saya mengelus dada (padahal tidak ada apa 2), semoga banyak caleg menggaris bawahi uraian p.Dahlan ini (spt saya). Nggak di daerah atau pusat, tau2 'duduk manis' di kursi parlemen, seperti gus Samsudin gus Sugik Nur dan sejenisnya tau2 bergelar gus tanpa diketahui pernah mondok dimana... sangat memilukan....

Mirza Mirwan

Barangkali karena sejak muda saya ini non-partisan, saya hanya bisa ngurut dada sambil geleng-geleng kepala kalau membaca berita tentang kelakuan absud pendukung die hard suatu partai atau tokoh politik. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain, terutama di Amerika. Kalau mereka itu masih usia 20-30 tahun, masih bisa dimaklumi. Jiwa mereka masih labil. Tetapi kalau sudah di atas usia itu, apalagi sudah berkeluarga, kesannya kok bodoh banget. Padahal, belum tentu partai atau tokoh yang dibelanya mati-matian itu peduli dengan nasib mereka. Ricky Shiffer itu, misalnya. Apa untungnya mati-matian -- dan mati beneran -- membela Trump? Bayangkan, veteran angkatan laut yang pernah bertugas di USS Columbia waktu Perang Irak itu tinggal di Colombus, ibukota Ohio (sekitar 165km arah timur laut Cincinnati). Dengan gagah berani, berbekal senjata semi otomatis AR-15, ia bermaksud menyerang markas cabang FBI -- mestinya sudah berpikir bahwa itu mustahil terlaksana -- dan akhirnya malah menemui ajalnya. Saya tak tahu apakah ia punya isteri dan anak (tak ada yang memberitakan soal itu). Misalkan ia punya anak, bukankah si anak akan bingung, demi apa ayahnya tewas? Ia tak tahu jawabnya. Tetapi di benaknya akan terbentuk imej, polisi jahat, karena menyebabkan ayahnya tewas. Semoga saja, kalau permisalan tadi benar, anak itu punya ibu yang bijak, yang dengan penuh kasih memberi pengertian bahwa apa yang dilakukan mendiang ayahnya memang salah.

Muin TV

Pertanyaannya, dada siapa yang diurut pak? Sampai harus geleng-geleng kepala pula. Semoga bukan dada istri tetangga. Wkwkwk.

Er Gham

Jangan pilih calon yang di poster kampanye nya sedang TERSENYUM. Saya sering dengar pemeo ini, tapi tidak tahu penyebabnya apa.

tyong Antonio

Seru!. Bila Trump masuk pilpres nanti semakin kelihatan jelas perpecahan Us. Yg selama ini kanker stadium 3 ditutup rapat semakin menganga. Tanda2 kehancuran negara ini.

Johannes Kitono

Setelah Nancy Pelosi sempat jadi turis di Taiwan, now giliran Disway intervensi ke urusan domestik Amerika. Urusan tembak menembak di Duren Tiga Jakarta beralih ke ladang jagung di Ohio. Korbannya Ricky, pengagum fanatik Donald Bebek Trump dari Partai Republik yang pengin jadi Presiden lagi. Kalau dulu sempat minta dukungan Rusia, kali ini bisa jadi harus ke China. Malu ? Bukankah politisi harus bermuka seribu lebih banyak dari Fraksi Dasamuka di kantor Senayan. Tentu semuanya tergantung hasil negosiasi tingkat tinggi yang mungkin dimediasi Disway. Kalau Joe Biden sempat konsultasi dengan Presiden Jokowi, bisa jadi Donald Trump sudah dijadikan Menhan. Dan tewasnya Ricky di ladang jagung tidak perlu terjadi.

edi hartono

Hampir jam 11 komentar ada 66. Kemarin belum jam 9 komentar 122. Tembak2 an di dlm negeri ternyata lebih menarik dibanding tembak2an di Amerika. Lalu, kenapa kerusuhan demi kerusuhan berkembang dgn alasan pilpres. Keterbelahan masyarakat begitu mengkhawatirkan, sbg residu pesta demokrasi itu. Tidakkah ini ironi besar bagi orang yg mendewa2kan DEMOKRASI? Demokrasi anda menyebabkan perselisihan di masyakat di level negara! Begitu bahayanya! Masyakat satu negara terbelah menjadi dua kubu. Apa2an ini? Pendukung demokrasi mungkin menyalahkan medsos. Dengan medsos, informasi benar atau salah bebas menyebar ke setiap orang. Tulisan2 agitasi berdasarkan informasi sesat bisa bebas tersebar. Apa2an ini? Kebohongan bebas tersebar ke dalam pikiran masyarakat? Begitu bahayanya medsos! Apa untungnya medsos secara riil bagi masyarakat dan negara? Medsos tak lain adalah evolusi dari TV. Pemerannya adalah penonton2 TV. Medsos tak lain adalah media untuk menaruh iklan. Bahayanya, informasi yg tersebar tdk terkonfirmasi kebenarannya. Medsos untuk jualan? Lebih baik lewat platform jual beli saja, cukup! Yg mendukung medsos mungkin akan bilang: medsos itu hanya platform. Seperti kertas putih. Isinya ya tergantung yg punya akun. Tanggungjawab pemilik akun dong. Pemilik akun akan bilang, lha saya nulis krn berita di sana dan disini. Apa salah saya yg cuma iseng2 sj? Amerika sdh jd korban. Kita jg pernah. Semua menggelinding tanpa sopir, tanpa rem. Dan kita ada dlm bus yg sama. Mikiiir, wkwkwk

yea aina

Kategori :