PANGANDARAN, RADARTASIK.COM – Mahalnya biaya produksi pembesaran ikan membuat beberapa penyuluh ikan membuat pakan ikan alternatif.
Salah seorang penyuluh ikan di Kabupaten Pangandaran Ase Herdi mengatakan pembesaran ikan memerlukan pakan yang baik.
Namun harga pakan di pasaran kadang membuat pembudi daya harus merogoh gocek lebih dalam.
BACA JUGA:Hujan Angin, Dua Rumah di Kalipucang Tertimpa Pohon
”Banyak pembudi daya ikan terutama ikan air tawar yang merasakan biaya produksi mahal, terutama harga pakan ikan,” kata Ase Herdi kepada wartawan, Senin 8/ Agustus 2022, kemarin.
Dia membeberkan bahwa pakan ikan yang masuk Standar Nasional Indonesia (SNI) nilai gizi yang terkandung di dalamnya harus mencapai 26 persen.
”Namun pakan alternatif yang dibuat penyuluh kandungan hanya 15 persen, namun setidaknya bisa membantu pembesaran ikan para pemberdayaan,” lanjutnya.
Dia mengatakan bahwa harga pakan yang berstandar SNI harganya bisa mencapai Rp 13 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Harga Cabai di Pangandaran Bikin Warga Kesal
Namun pakan alternatif yang dibuat hanya Rp 7 ribu per kilogram. ”Kalau 100 kilogram cukup Rp 600 ribu juga,” jelasnya.
Di dalam pakan itu ada 30 kilogram tepung ikan, 30 kilogram dedak, 25 kilogram tepung jagung, 5 kilogram tapioka, 10 kilogram daun asoy.
”Bahan tersebut disatukan dan diolah secara rata, lalu di pres menggunakan alat sehingga keluarnya seperti mi,” tuturnya.
BACA JUGA:Pengelolaan Pantai Madasari Akan Diambil Alih Pemkab Pangandaran
Setelah dikeringkan, biasanya dibuat menjadi bulat kecil seperti pelet. ”Pembudidaya bisa membuatnya sendiri, bahannya juga cukup mudah didapat,” tambahnya.
Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran Dedi Surachman mengatakan, para pembudi daya bisa berinovasi membuat pakan sendiri supaya hemat.