RADARTASIK.COM - Tren penggunaan E-Wallet atau dompet digital saat ini menjadi semakin luas dan merambah hampir disemua lini bisnis. Pilihan untuk melakukan transaksi keuangan sekarang tidak hanya terpusat pada penggunaan mobile banking. Sebenarnya apa perbedaan paling mendasar dari dompet digital atau E- Wallet dengan Mobile banking. Dalam artikel ini akan dibahas secara lebih mendalam.
Perusahaan financial technology atau FinTech saling bersaing mengeluarkan aplikasi E-Wallet dengan berbagai fitur dan kemudahannya. Selama dua tahun terakhir, pembeli di online shop di Asia Tenggara bertambah lebih dari 70 juta orang.
Menariknya, negara dengan jumlah pembeli terbanyak adalah Indonesia. Hal ini berbanding lurus dengan tren E-Wallet yang makin naik sebagai salah satu alat pembayaran dalam melakukan pembelian online, baik di Indonesia maupun transaksi antarnegara.
BACA JUGA:Jaga Keharmonisan dalam Persaudaraan, Ulama dan Tokoh Kota Tasikmalaya Bersilaturahmi di Mangkubumi
Sebelum E-Wallet turut meramaikan pasar FinTech, aplikasi mobile Banking adalah satu-satunya andalan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan secara online dan mobile.
Mengingat antara E-Wallet dan mobile banking memiliki fungsi dan fitur yang hampir mirip, keduanya masih saling berkompetisi untuk menjadi aplikasi yang dipercaya masyarakat dalam melakukan transaksi.
Lantas manakah yang lebih populer? Melihat Tren E-Wallet di Indonesia
Pasar pembayaran seluler di Indonesia memiliki angka yang luar biasa. Dilansir dari Fortumo, terdapat lima jenis E-Wallet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, yakni OVO, ShopeePay, LinkAja, GoPay, dan DANA.
Berdasarkan data 2020, pengguna E-Wallet di Indonesia mencapai 63 juta orang. Angka tersebut diperkirakan masih akan tumbuh menjadi 202 juta pengguna di 2025.
BACA JUGA:Maung Galunggung Temukan 3 Lokasi Nenggak Miras
Fakta menyebutkan pemilik E-Wallet di Indonesia bahkan meraup persentase 26 persen dari total populasi, yang diperkirakan juga akan meningkat hingga 77% di 2025.
Tampaknya, Indonesia adalah negara yang cocok untuk menjadi ladang investasi FinTech. Terutama produk E-Wallet, mengingat nilai transaksi E-Wallet di Indonesia mencapai USD28 miliar di 2020 dan diperkirakan akan melonjak menjadi USD107 miliar pada 2025.
Angka yang luar biasa tersebut membuktikan tren E-Wallet di Indonesia diperkirakan akan terus membaik dan meningkat seiring dengan pesatnya budaya konsumtif dan teknologi perbelanjaan seperti E-Commerce. Perlu diketahui, meskipun setiap E-Wallet memiliki keunggulan masing-masing yang mengharapkan loyalitas pengguna.
BACA JUGA:Haul Pondok Buntet, Airlangga Minta Doa Agar Mampu Jaga Tren Positif Perekonomian
Masyarakat Indonesia tampaknya cenderung menggunakan lebih dari satu aplikasi E-Wallet sebagai alat transaksi. Menurut data, rata-rata konsumen di Indonesia menggunakan 3,16 E-Wallet secara bersamaan.