Virus Taki

Rabu 03-08-2022,05:05 WIB

Di desa Guwosari –yang diselenggarakan besok malamnya– juga sama. 

Untuk bisa menyelenggarakan acara review seperti itu mereka dilatih dulu. Maklum, baru pertama. Japan Initiative melatih mereka. Bekerja sama dengan Yayasan Tifa Yogyakarta.

Jauh sebelum menyelenggarakan acara di Bantul itu TakiTikada ke rumah saya. Dia dipilih Japan Initiative untuk mengemban misi itu di Indonesia. Saya sudah kenal Taki sejak lama sekali. Lebih 30 tahun. Sejak masih sama-sama muda. Dia juga pernah menemani saya ke Kochi. Yakni satu pulau yang juga satu provinsi Kochi. Letaknya di selangkangan teluk Osaka. Ada tiga jembatan panjang menuju pulau Kochi sehingga tidak terasa sebagai pulau terpisah. 

Pekan lalu Taki-san ke rumah saya lagi. Mampir. Dia menjajaki kemungkinan pelaksanaan review serupa di Surabaya. 

Taki-an juga sudah ke Pariaman, Sumatera Barat. "Pak Bupati Pariaman juga antusias. Beliau minta dilakukan di sana," ujar Taki-san.

Taki pintar berbahasa Indonesia. Dia pernah jadi dosen sastra Jepang di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dua setengah tahun mengajar di sana. Sekalian berkenalan dengan bahasa Indonesia. 

Taki lalu bekerja di kedutaan Jepang di Jakarta. Dan sekarang jadi freelancer untuk banyak lembaga di Jepang, terutama yang ada hubungan dengan Indonesia.

Saya ajak Taki ikut bangun subuh di Surabaya. Sekalian ikut senam dansa bersama grup olahraga saya. Yakni di halaman Rumah Gadang yang luas yang dibangun masyarakat Minang di Jatim. 

Taki juga selalu membantu sekolah putri di Padang Panjang. Diniyah Putri. Sekolah itu, kata Taki, yang paling sering mengirim santri ke Jepang. Tiap tahun. Studi banding. 

Para santri putri itu menyebar tinggal di rumah penduduk. Juga ke sekolah-sekolah di sana. Ke Pemda. Ke objek rekreasi setempat. Taki yang mengatur.

Di Jepang, acara review seperti itu sudah kebutuhan. Proyek-proyek pemerintah dinilai langsung oleh rakyat. Pemda-pemda yang mengadakan. 

"Kalau proyek pemerintah pusat, review dilaksanakan oleh kementerian sektoral," ujar Taki. Setiap kementerian setidaknya melaksanakan review untuk empat atau lima proyek sektoral.

Untuk proyek pusat, penilaiannya lebih luas. Yang ikut secara langsung dibatasi, sesuai kapasitas tempat, tapi siapa saja bisa mengikuti live streaming.

Kalau saja virus ini bisa meluas, berarti Taki akan lebih sering ikut senam dansa saya. Taki terlihat energik dan antusias. Saya baru tahu apa arti nama TakiKitada setelah dia mengirim nama itu dalam huruf Jepang: 多喜北田. Saya bisa membacanya menurut cara membaca orang Tiongkok: tuoxingbei tian. 

Baik dibaca menurut cara Jepang (TakiKitada) maupun cara Tiongkok (Tuo Xing Bei Tian) artinya sama: Banyak Bahagia (di) Utara Sawah. "Rupanya saya dulu dilahirkan di utara sawah," guraunyi. (*)

 

Kategori :