Namun saat masih berada di anak tangga Bharada E melihat Brigadir E berada di depan kamar majikannya tersebut, lalu bertanya apa yang terjadi.
Bukankah dijawab, justru Brigadir J langsung menembak ke arah Bharada E, sehingga terjadilah baku tembak antara keduanya.
Pada akhirnya Bharada E berhasil melumpuhkan dan menembak Brigadir J hingga akhirnya diketahui meninggal.
Sementara itu pengacara keluarga Brigadir Yosua Hutabarat, Kamaruddin Simanjuntak, secara tak terduga membocorkan hasil otopsi ulang Brigadir J.
Bocoran hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J itu disampaikan Kamaruddin Simanjuntak dalam live streaming Hendro Firlesso yang ditayangkan pada Kamis, 28 Juli 2022.
Tayangan live streaming di You Tube Hendro Firlesso ini berdurasi selama 2 jam 59 menit.
Dalam siaran secara daring itu, Kamaruddin Simanjuntak mengungkapkan setelah negosiasi dengan pihak kepolisian, ada dua perwakilan keluarga Brigadir Yosua yang menemani dokter forensik melakukan otopsi ulang dan visum et repertum Brigadir J.
Setelah 3-4 jam hasil otopsi, Kamaruddin Simanjuntak juga mengatakan untuk dilakukan pemakaman secara secara kedinasan dikarenakan Brigadir J meninggal gugur dalam tugas.
Magister Kesehatan Herlina Lubis dan salah satu dokter Martina Aritonang ditunjuk keluarga Brigadir Joshua untuk mengamati dan menganalisa hasil otopsi dan visum et repertum Brigadir J.
Setelah pemakaman tersebut, Kamaruddin menjumpai Herlina Lubis dan dokter yang mereka tunjuk yaitu Martina Aritonang untuk melihat hasil forensik dan di akta notariskan.
“Apa yang menjadi laporan dari duta atau wakil keluarga kita menjadi akte autentik dan sudah di akta notariskan,” katanya seperti dikutip Pojoksatu, Sabtu 30 Juli 2022.
Tanpa bermaksud mendaului keterangan dari dokter forensik. Pihak ahli “Yang dilaporkan kedua ahli kita ini. Pertama, ketika kepalanya dibuka otaknya sudah tidak ditemukan,” ujar Kamaruddin Simanjuntak.
Setelah mereka raba-raba kepalanya ternyata ada semacam penempelan lem. Bagian kepala belakang ini di lem. Setelah diraba-raba rambutnya, ternyata di situ ada lobang. Setelah disondek (ditusuk) lubang itu tembus ke mata dan hidung.
“Diduga bahwa almarhum Brigadir Yosua ditembak dari belakang kepala sehingga jebol sampai ke hidung depan. Tembak garis lurus. Karena datar dia dari lobang belakang kepala ke lobang hidung depan,” katanya.
Menurut pengamatan kedua perwakilan keluarga ini diduga berasal dari tembakan dari belakang kepala. Kemudian ditemukan juga di dalam tengkorak kepala ada enam retakan diduga karena tembakan atau mungkin juga akibat lain.