TASIK - Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PMD-P3A) Kabupaten Tasikmalaya berkunjung ke Yayasan Darul Ikhsan di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Rabu (17/3/2021) untuk menjenguk remaja yang baru dibebaskan dari pemasungan.
Remaja berinisial R (19) asal Desa Sindanglaya Kecamatan Cikalong ini diketahui sudah dipasung oleh keluarganya selama kurang lebih tujuh tahun, karena mengalami gangguan jiwa.
Kepala Dinas Sosial PMD-P3A Kabupaten Tasikmalaya Roni Ahmad Syahroni mengatakan, kunjungannya ke tempat rehabilitasi remaja asal Cikalong yang dipasung merupakan bentuk kepedulian dan perhatian pemerintah daerah untuk memastikan perawatannya.
Ke depan, dia berharap tidak terjadi lagi fenomena pemasungan seperti yang terjadi di Kecamatan Cikalong, karena masih ada solusi lain yang bisa diambil dan lebih manusiawi.
Diharapkan masyarakat bisa menyampaikan kepada pemerintah di tingkat RT, RW, desa dan kecamatan ketika ada warga yang mengalami gangguan jiwa agar bisa ditindaklanjuti dan dicarikan solusi, salah satunya diarahkan ke tempat rehabilitasi agar terawat dengan baik.
KPAID, kata Ato, memberikan apresiasi kepada Dinsos yang telah berkunjung dan respons tanggap melihat kondisi anak remaja asal Cikalong yang sedang menjalani rehabilitasi, termasuk bersilaturahmi dengan pengurus yayasan, agar bagaimana ke depan anak ini pulih dan normal kembali.
“Mudah-mudahan ke depan semua pihak pemerintah daerah, KPAID, yayasan, masyarakat dan stakeholder lainnya bisa bekerja sama agar kejadian serupa tidak terulang dan bisa dicarikan solusinya,” harapnya.
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto SIP mengatakan, kunjungan Dinsos PMD-P3A Kabupaten Tasikmalaya ke Darul Ikhsan Kota Tasikmalaya untuk melihat kondisi remaja yang diduga ODGJ asal Kecamatan Cikalong yang sedang direhabilitasi.
Dia menambahkan, bahwa di Kabupaten Tasikmalaya tempat rehabilitasi ODGJ belum ada, dan adanya di kota. Ke depannya diharapkan Kabupaten Tasikmalaya ada tempat rehabilitasi agar bisa serius dan fokus terhadap penanggulangan dan penanganan ODGJ, baik pemulihan dan rehabilitasi. “Maka tingkat kompleksitas tinggi yakni sarana dan prasarana yang memadai harus tersedia,” paparnya.
Maka dari itu, tambah dia, fenomena pemasungan yang terjadi ini, harus diambil pembelajarannya agar tidak terulang kembali dan masyarakat bisa lebih diperhatikan.
“Maka di Kabupaten Tasikmalaya harus mempunyai metode dan program alternatif, sehingga tidak ada lagi kejadian pemasungan. Kemudian masyarakat diberikan edukasi dan program yang tepat,” paparnya. (dik)