TASIK - Siswa kelas 1 di masa pandemi ini kebanyakan belum bisa membaca, menulis dan menghitung (Calistung). Hal ini terkendala sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pernyataan ini diamini beberapa guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Tasikmalaya.
Guru Kelas 1 B SDN Kudanguyah Kecamatan Cipedes Tuti Sutiati SPd mengatakan, sejak diberlakukannya PJJ untuk kelas bawah, ternyata ditemukan kendala dalam proses belajar mengajar CalisAtung. Menurutnya, susah untuk memantau siswa, paling mengandalkan laporan dari orang tua dan tugas siswa.
Banyak orang tua mengeluhkan bahwa anak tersebut belum bisa baca karena susah belajar. Menurut dia, semua itu karena adanya keterbatasan komunikasi. Dengan itu bisa membuat daya motivasi siswa kelas 1 menurun untuk Calistung.
“Dampak sulitnya komunikasi ini, dari jumlah 28 siswa yang diajar, setengahnya belum bisa Calistung,” katanya.
Kemudian, dia pun mengakui selama pandemi Covid-19, ketika siswa diberikan tugas sering dikerjakan atau ditulis oleh orang tuanya. Oleh karena itu, dia berpesan kepada orang tua siswa agar anaknya bisa mandiri menulis, tidak mempermasalahkan jelek atau bagusnya tulisan.
“Ketika tidak bisa Calistung bagaimana mau belajar. Bisa-bisa waktu ulangan tidak bisa mengisinya,” ujarnya.
“Saya mengetahui siswa yang belum bisa Calistung ketika orang tua dan siswanya datang mengumpulkan tugas sambil melakukan tes. Makanya saya membuka layanan konsultasi dari pukul 10.00-11.00,” katanya.
Dengan segala kendalanya ini, dia ingin segera mendapatkan solusi terbaik. Ia berharap bisa belajar normal seperti sebelum pandemi Covid-19, sebab dengan melakukan pembelajaran tatap muka, bisa langsung mengetahui siswa yang belum bisa Calistung.
“Ingin melaksanakan tatap muka kembali agar bisa berkomunikasi dengan anak. Agar bisa langsung membimbing mereka melakukan Calistung,” ujarnya.
Senada, Guru Kelas 1A SDN Sukarindik Maryati SPd menjelaskan selama pandemi Covid-19 proses belajar siswa kelas 1 dengan cara mengadakan bimbingan khusus membaca melalui metoda eja, suku kata, cerita bergambar.
“Bimbingan khususnya itu dilaksanakan dengan cara video call atau voice note secara daring,” katanya.
“Hasilnya selama pandemi Covid-19 terdapat 17 siswa bisa membaca dan 9 siswa belum bisa membaca,” ujarnya. Maryati pun meminta agar pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan.
Kategori :