INDIHIANG — Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya meminta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanakan (DKP3) Kota Tasikmalaya diminta membuat action plan membantu kesejahteraan petani. Sebab, usaha bidang pertanian teruji ampuh bertahan menghadapi situasi abnormal seperti pandemi Covid-19.
“Wajar apabila kebijakan khusus mendorong usaha sektor pertanian diperkuat. Mereka harus sejahtera dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan bahan pokok dan komoditas,” ujar Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, Andi Warsandi dalam rapat kerja di ruang rapat komisi, Selasa (16/3/2021).
“Supaya tidak melulu babak belur ketika dihadapkan dengan melimpahnya produksi saat panen raya, fasilitas seperti ini bisa mengendalikan fluktuasi lebih stabil bahkan meningkatnya kesejahteraan petani,” kata politisi Gerindra tersebut.
Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, H Murjani menilai petani daerah yang memproduksi sembilan bahan pokok, sejatinya berpeluang besar dalam memenuhi kebutuhan komoditas masyarakat. selagi, mayoritas suplai komoditas masih didatangkan dari luar daerah.
”Action plan-nya nanti perlu siapkan program seperti apa, kita kaji bersama. Tahun ini tahunnya pemulihan ekonomi, kalau ini dikonsenkan kita siap mengawalnya. Bila perlu pembangunan fisik tertentu itu dipertimbangkan tapi ke pemulihan dikonsentrasikannya,” kata Murjani.
Baca juga : Di Usia 47, Masih Ada Anggota PPNI Kota Tasik yang Belum Sejahtera
Ia pun menyayangkan terjadinya fluktuasi harga beberapa waktu ini, seperti pada komoditas cabai tidak terantisipasi Pemkot. Seharusnya, siklus rutinan kenaikan harga sejumlah komoditas bisa terpetakan berkaca dari kasus tahun-tahun sebelumnya. Diantisipasi agar tidak memberatkan masyarakat ketika dijual di pasaran.
“Kan sudah siklus rutin, komoditas tertentu ada yang mesti naik musim ini, musim itu. Harusnya terantisipasi dan melakukan opsi-opsi atau program supaya saat terjadi tidak terlalu berat,” analisanya.
Kepala DKP3 Kota Tasikmalaya, H Tedi Setiadi merespons masukan tersebut dalam memperkuat ketahanan pangan daerah dan peningkatan sektor pertanian. Namun, berkaitan penyediaan cold storage, kata dia, hal yang berat karena membutuhkan anggaran miliaran rupiah.
“Kemudian bangunannya pun harus disiapkan serepresentatif mungkin. Maka sekarang belum memungkinkan direalisasikan,” ujarnya.
Pihaknya justru tengah berkonsentrasi menyiapkan Pasar Tani yang sempat tertunda dampak Covid-19. Menurutnya pasar tani nantinya secara khusus menjual produk pertanian daerah, memotong rantai pemasaran dari petani langsung ke konsumen.
“Petani lewat pasar ini, bisa menjual hasil taninya dengan harga yang tidak mengacu pada mekanisme pasar,” katanya mencontohkan.
Ada pun fluktuasi harga beberapa komoditas belakangan ini, lanjut Tedi, bisa terjadi dari beberapa faktor. Meski di sisi lain, pihaknya juga baru akan berkoordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya menelusuri lonjakan sejumlah komoditas sejak awal tahun ini.
Ia menjelaskan untuk harga komoditas beras, bawang putih dan lain sebagainya relative stabil dengan kisaran kenaikan hanya hitungan persentase rendah.
Kategori :