Waktu takbiratul ihram, Anda lintaskan bahwa Anda akan melakukan salat. Tempatnya niat di dalam hati bukan di lidah.
Niat itu aslinya di dalam hati. Takbiratul ihram bukan niat tetapi rukun (salat). Dan, niat salat dilintaskan waktu takbiratul ihram. Makanya, niat tidak diucapkan.
Makanya mengucapkan niat di dalam salat itu adalah sebelum takbiratul ihram. Sebelum niat yang sesungguhnya.
Niat yang diucapkan oleh lidah itu untuk membantu kita supaya tidak ngalantur. Misalnya, usali fardu duhri.... Namun itu bukan niat melainkan mukadimah niat.
Niat salat adalah ketika mengucapkan takbiratul irham. Ketika mengucapkan takbiratul ihram, maka saat itulah dilintaskan niat. Makanya melintaskan niat itu dibarengi dengan takbiratul ihram.
Harus dipahami bahwa yang wajib dihadirkan di hati waktu menguncapkan takbiratul ihram cukup 3 hal.
Pertama, maksud akan melakukan salat. Kedua, ditentukan salatnya, duhur atau asar. Kemudian, meyakini kefanduannya.
Jadi kalau bahasa arabnya: usali fardu duhri (aku niat salat fardu duhur). Itu yang harus dihadirkan waktu takbiratul ihram. Jadi yang dihadirkan bukan semua mukadimah niat: usali fardu ...
Kalau salat qobliyah atau ba’diyah salat fardu cukup dua hal yang wajib dihadirkan saat mengucapkan takbiratul ihram. Yakni, dilintaskan maksud dan kabliyah nama salatnya.
Kalau salat sunnah mutlak (salat sunnah yang tidak pakai nama) langsung saja takbiratul ihram dan dilintaskan niat salat. Niat salat saja sudah sah. Tidak perlu menentukan nama salatnya.
Sumber: Al Bahjah TV/Buya Yahya
DOA SHOLAT DHUHA
salat duha dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal delapan rakaat. Setelah itu, kita dianjurkan membaca doa sebagai berikut sebagaimana ditemukan di kitab-kitab fiqih Mazhab Syafi’i yaitu I’anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, Hasyiyatul Jamal. Berikut ini lafal doa dan terjemahannya:
Lafal doa,
”Allahuma in kana rizqi fis sama’i fa anzilhu, wa inkana fil ardhi fa akhrijhu, wa inkana mu’siran (mu’assaran) fa yassirhu, wa in kana haraman fa thahhirhu, wa inkana ba’idan fa qarribhu, bi haqqi Dhuha’ika wa baha’ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika. atini ma atayta ’ibadakas shalihin.”
Artinya,