Mikra Gugat

Kamis 14-07-2022,05:05 WIB
Editor : Ruslan

" Melukis di air keruh. Lukisannya tidak jadi, keruhnya yang bertambah ". Padahal coba bikin kopi tubruk saja, siram dengan air panas mendidih. Aduk - aduk dengan dengan merata........wuihhhhhh nikmatnya luar biasa. Matapun jadi mendadak syuuuueeeeger. Kenapa Mendag Zulkifli Hasan tidak sensitif ? Harga TBS di Petani lagi rendah - rendahnya. Harga Minyak Goreng turun tapi belum bisa kembali ke 14 ribu ? Ehhhhhhhhh malah bagi - bagi gratis untuk cari suara pendukung, dengan mengatasnamakan kepentingan anaknya buat pencalonan DPR. Dasar gag sensitif, rai gedeg, gag duwe isin blas. Inilah kualitas pembantu presiden yang tidak punya kualitas kepemimpinan dan atitude yang baik buat jadi contoh masyarakat. Dapet minyak buat dibagikan dari mana ? minta ke pengusaha ? woooooooow dasar wis ra pantes blas.

Muin TV

Seminggu yang lalu, saya ketemu kawan dari dari Rokan Hilir. Dia baru saja memasukan anaknya ke pesantren. Jadi, perlu beberapa hari menginap di Pekanbaru, untuk mengawasi anaknya yang baru masuk pesantren itu. "Capek Mas." Katanya. "Capek kenapa Paj?" Tanya saya. "Ini... kemarin baru ikut mupuk kebun. Kebun baru saya beli, jadi saya ikut kerja sama anggota." Katanya. "Beli berapa hektar Pak." Tanya saya. "18 hektar." Katanya. "Berapa duit itu Pak?" Tanya saya ingin tahu. "700 juta." Jawabnya pendek. "Mak!" Aku pun terkejut. Ini orang, harga sawit sedang jatuh, kok bisa mengeluarkan duit 700 juta untuk beli kebun lagi. Kata saya dalam hati. Akhirnya.... Dia yang beli kebun, aku yang pusing. Hadeuuuhhh.....

supri yanto

Ramai LG nich minyak goreng. Ada yg buat kampanye. Ada yg buat bahan ketawaan. Ada yg buat kesusahan. Ada yg buat pencopotan. Adaaaaa aja. Uuppp. Ada yg buat kelimpungan.

Giyanto Cecep

hasil survey Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kierja Presiden Jokowi meningkat menjadi 67.5% . Sementara publik yang tidak puas dengan kinerja Presiden sebesar 30.5% dan yang tidak tah / tidak menjawab sebesar 2.2 %. dari survey tersebut diketauhi alasan masyarakat puas dengan kinerja Presiden adalah karena Presiden memberi bantuan kepada rakyat kecil sebesar 38.1% dan membangun infrastruktur 20% dan karena kinerjanya bagus orang baik dan merakyat. dan kemudian BBM pun harganya dinaikkan .. LPG dinaikan .. sementara kasus migor dan CPO hingga hari ini .. anda semua sudah tahu nasibnya .. ekonomi negeri ini memang seringkali penuh dengan misteri ..

Dodik Wiratmojo

Balikin tata kelola minyak sawit seperti dulu lagi, indonesia ruwet seperti sekarang karena banyak kepentingan, dan pelakunya loe lagi loe lagi...sesama Besan berantem,anak menantu pisahan... Trus cucunya kudu piyeeee... .. Sakno tenan puthune..

Mbah Mars

Wakakakakakaka...tambah satu lagi. Mereka saat bertemu itu dilendoti bidadari cuantiiiiiiiiiikkkkkk

edi hartono

Humor bikin hati gembira : Mungkin suatu saat nanti, di surga, Amien Rais akan sowan ke Gus Dur. "Apa kabar Gus," ucap Amien Rais. Gusdur yg sakti sdh tahu kalau Amien mau datang. Dia santai saja. "Di surga gini ya jelas enak lah Min. Gitu kok ditanyakan." Jawab Gus Dur sambil tertawa khas. "Piye, ramalanku dulu? Terbukti kan? Kamu akan kehilangan partaimu," lanjut Gus Dur tanpa basa-basi. Amin tak mau kalah dalam berargumen. "Oalah Gus, kita ini kan sama2 diusir dari partai yg kita dirikan. Bukan cuma saya, sampean juga to." Jawab Amien. "Ya beda lah Min. Aku pernah jadi presiden, kamu kan tidak. " Amien lagi2 tak mau kalah. "Sampean ki lucu Gus. Saya kan jadi ketua MPR. Lebih tinggi MPR dibanding presiden. Iya to?" Mereka berdua tertawa bersama. Gus Dur bergumam, "Memang nakal itu imin, dari kecil tak ajari politik, besarnya malah molitiki aku." Ucap Gus Dur kecut. "Sabar Gus. Saya malah lebih parah. Zul itu tak jadikan besan. Terus jadi ketum partaiku. Lhah ujung2nya anakku dipengaruhi jadi menentangku. Terus partaiku diambilnya. Terus anakku pun akhirnya mau diceraikan anaknya zul. Aneh to. Nasiiib-nasib. " Gus Dur tertawa, akhirnya Amien juga tertawa. Tertawa kecut. "Kabarnya mereka berdua sekarang mepet ke Jokowi. Memang dunia itu aneh. " "Ya begitulah Gus. Sekarang enak sdh disini. Kita ngopi-ngopi saja Gus. "

Johan

Saya merasakan dampaknya, sangat. Tapi apakah harus menyalahkan Pak Jokowi? Tentu tidak. Segala hal ada sebab akibat nya. Jika sejak awal kita semua solit dan memiliki solidaritas untuk pemenuhan dan menjaga harga minyak goreng dalam negeri, tidak akan ada kebijakan sapu jagad yang membawa dampak serius seperti ini. Setidaknya sekarang semua merasakan apa yang ibu-ibu rasakan ketika minyak goreng mahal dan langka. Ibu-ibu menjerit. Sekarang bukan cuma ibu-ibu saja yang menjerit. Semua pelaku sektor sawit ikut menjerit. Puas..?! Puas..?! (meniru gaya Tukul Arwana)

Kurniawan Roziq

Kategori :