JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sudah menyusun Desain Besar Olahraga Nasional. Dan, grand design itu sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas, Senin (15/03/2021) pagi.
”Hari ini saya diberi kesempatan untuk memaparkan (Desain Besar Olahraga Nasional) di hadapan bapak presiden,” kata Zainudin dalam keterangan persnya seperti ditulis pada laman sekretariat kabinet.
Masih dalam lama itu, dia menyatakan pada intinya desain besar ini diterima. ”Tentu ada tambahan di sana sini, ada masukan dari beberapa menteri yang hadir. Bapak presiden memberikan arahan kepada kami. Itu semua dirumuskan lagi,” ujar dia.
Zainudin menyampaikan selama ini Indonesia belum memiliki desain khususnya untuk pembinaan prestasi olahraga nasional. Untuk itu, saat Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-37 tahun 2020, Presiden Jokowi memerintahkan Kemenpora melakukan sejumlah hal.
Hal yang harus dilakukan diantaranya, melakukan review total terhadap ekosistem pembinaan prestasi olahraga nasional, menggunakan big data dan menjadikan sport science sebagai unsur utama di dalam pembinaan olahraga nasional.
”Atas arahan Bapak Presiden dan perintah beliau ketika itu kepada saya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, kami segera menyusun desain besar tentang olahraga nasional,” papar dia.
”Tentu dengan kerja sama bersama-sama stakeholder lainnya, dengan KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), dengan Komite Olimpiade Indonesia, dan NPC (National Paralympic Committee), serta perguruan tinggi, para akademisi, para praktisi di bidang olahraga,” sambung Zainudin.
Menpora memaparkan Desain Besar Olahraga Nasional disusun dari hulu hingga hilir, yaitu sejak dari kebugaran masyarakat yang menjadi sumber potensi talenta untuk atlet-atlet nasional.
Kemenpora juga merencanakan akan membuat sepuluh sentra pemusatan latihan di beberapa daerah yang sesuaikan dengan potensi yang ada.
”Yang paling mendasar adalah potensi talenta ketika di sekolah dasar. Tadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan respons yang sangat luar biasa positif. Beliau akan melakukan tugasnya sesuai dengan apa yang ada dalam desain besar ini,” papar dia.
Menpora menambahkan sentra pemusatan latihan ini akan berisi talenta berpotensi yang sudah terseleksi sejak dini.
Selanjutnya, pada usia SMA –talenta muda tersebut– akan ditempatkan pada sekolah khusus olahraga (SKO) yang dimiliki Kemenpora.
Juga sedang dipertimbangkan untuk menjadikan Hambalang sebagai sentra pemusatan latihan bagi atlet senior dan atlet yang sudah siap untuk bertanding.
”Ini adalah rangkaian panjang sebab untuk sebuah prestasi. Menurut para pakar, minimal dibutuhkan waktu 10 tahun atau kira-kira 10.000 jam untuk bisa menuju prestasi,” ujarnya.
Menpora memaparkan, target jangka panjang Desain Besar Olahraga Nasional ini adalah hingga tahun 2045.
Tercantum juga target jangka pendek dan menengah untuk Olimpiade tahun 2024 di Paris, Prancis, Olimpiade tahun 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat, dan Olimpiade tahun 2032 di mana Indonesia mengikuti bidding untuk menjadi tuan rumah.
Kategori :