Usai KLB, Elektabilitas Partai Demokrat Turun Drastis..

Sabtu 13-03-2021,21:20 WIB
Reporter : agustiana

JAKARTA - Setelah munculnya Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Sumut, elektabilitas Partai Demokrat turun drastis, sesuai hasil survei Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI).

Penurunan elektabilitas partai politik yang dipimpin Agus Harimurthi Yudhoyono (AHY) ini, menurut Direktur Eksekutif LKPI Arifin Nur Cahyono, terkait dengan kisruh Demokrat saat ini.

Elektabilitas Partai Demokrat dalam hasil survei  LKPI tercatat turun drastis dan kini sudah berada di peringkat 7.

Direktur Eksekutif LKPI, Arifin Nur Cahyono menerangkan, posisi Demokrat berada di peringkat ketujuh, pada simulasi terbuka yang dilakukan kepada 1.898 responden.

Peringkat Demokrat ini berada di bawah PKS yang memperoleh elektabilitas sebesar 5,3 persen, Nasdem 6,5 persen, PKB 6,9 persen, Gerindra 10,3 persen, Golkar 17,9 persen dan PDIP 18,2 persen.

“Yang menarik dalam temuan survei ini adalah penurunan secara drastis tingkat elektabilitas partai Demokrat hingga 3,6 persen,” ujar Arifin dalam rilis pers yang dikirim, Jumat (12/3).

Penurunan elektabilitas partai politik yang dipimpin Agus Harimurthi Yudhoyono ini, menurut Arifin, disebabkan adanya kejadian pendongkelan melalui kegiatan yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat versi Jhoni Allen di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara.

“Ini dikarenakan badai konflik internal di partai Demokrat yang berujung pada KLB partai Demokrat yang memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat,” Arifin menambahkan.

Dalam survei ini, LKPI mencatat margin of error berada dikisaran angka 2,25 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara, metode survei terhadap ribuan responden yang berasal dari 34 provinsi menggunakan saluran telepon gengam dengan aplikasi Video Call Whatsapp.

Adapun komposisi responden survei adalah pria berjumlah 50,9 persen dan wanita 49,1 persen. Sedangkan, dari segi pekerjaan ada sebanyak 43,7 persen karyawan swasta/BUMN/ASN.

Kemudian, sebanyak 21,3 persen wiraswasta, sebanyak 20,4 peren pekerja tidak tetap atau serabutan, dan sebanyak 14,6 persen mahasiswa dan Ibu Rumah Tangga. (rmol/pojoksatu)
Tags :
Kategori :

Terkait