Cabai di Garut Rp140 Ribu per Kg

Rabu 10-03-2021,14:30 WIB
Reporter : syindi

TAROGONG KIDUL — Harga cabai rawit mengalami kenaikan signifikan. Saat ini harga cabai rawit paling tinggi mencapai Rp 140 ribu per kilogramnya.

“Yang tinggi ini cabai rawit jenis inul. Harganya lumayan tinggi mencapai Rp 140 ribuan per kilogramnya,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga kepada wartawan, Selasa (9/3/2021).

Beni mengatakan tingginya harga cabai rawit karena pasokan dari petani minim, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar untuk komoditas tersebut.

“Meski cabai ini bisa tanam sepanjang tahun, tapi serangan hama penyakit juga tinggi. Jadi produksi turun, itu salah satunya harga menjadi naik,” katanya.

Ia menuturkan Kabupaten Garut merupakan penghasil cabai, salah satunya jenis cabai rawit dan biasa memasok ke sejumlah daerah di kota besar seperti Bandung dan Jakarta.

Kenaikan cabai di pasaran, kata dia, penyebabnya karena stok dari petani kurang akibat banyak tanaman cabai di Garut diserang hama dan faktor cuaca dengan curah hujan yang tinggi. “Produksi berkurang ini karena hama, curah hujan tinggi, jadi produksinya turun, hampir semua lokasi,” katanya.

Ia mengungkapkan jumlah penurunan produksi cabai diperkirakan sekitar 15 sampai 20 persen. Akibat penurunan itu petani hanya mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal di Garut.

“Penurunan produksinya tidak terlalu tinggi hanya 15 sampai 20 persen, tapi mengurangi kebutuhan pasar, saat ini pasokan untuk Garut tidak masalah, cuma jadi mahal,” katanya.

Ia menyampaikan upaya mengatasi serangan hama pada tanaman cabai itu, jajarannya sudah melakukan gerakan penanggulangan hama.

“Ada Brigade Unit Reaksi Cepat Penanggulangan Hama, ada stok obat-obatan untuk gerakan saja bahwa penyakit ini bisa pakai jenis obat ini, selebihnya kita lakukan untuk mengedukasi supaya dilakukan secara mandiri,” katanya.

Terpisah, Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian Garut Rakhmat Jatnika mengatakan berdasarkan data laporan bulanan yang diberikan tiap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian, total tanaman cabai jenis inul musim tanam November-Desember tahun lalu sekitar 1.240 hektare di sejumlah kecamatan. “Paling banyak di wilayah Cikajang, Cigedug, Cisurupan, Wanaraja dan Banyuresmi,” ujarnya.

Dari jumlah itu, diperkirkan panen cabai mencapai 18.600 ton atau rata-rata mencapai 15 ton panen cabai inul untuk tiap hektare. “Itu baru angka taksiran, angkanya bisa saja sama, lebih tinggi atau kurang dari itu (total panen)” terangnya.

Baca juga : 335 Warga Korban Tanah Longsor di Cilawu Garut Masih Ngungsi, Pemkab Lakukan Ini..

Sementara untuk cabai jenis keriting, luasan tanaman saat musim tanam akhir tahun lalu mencapai 409 hektare, yang tersebar di sejumlah kecamatan mulai Cigedug, Cisurupan, Samarang, Cikajang, Pasirwangi, Sucinaraja, Banyuresmi dan Cibatu. “Rata-rata untuk keriting panen mencapai 13,5 ton per hektare tanam,” ujarnya.

Dibanding harga sebelumnya, kenaikan bertahap harga cabai yang berlangsung dalam sebulan terakhir tersebut memang di luar prediksi.

Tags :
Kategori :

Terkait