TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Pertamina akhirnya angkat bicara soal polemik penerapan kebijakan aplikasi MyPertamina untuk pembelian Pertalite dan solar.
Menurutnya, aplikasi MyPertamina tersebut hingga kini masih tahap sosialisasi dan murni masih tahap pendataan.
Hal itu seperti diungkapkan Sales Branch Manager (SBM) Ritel VI Pertamina Bandung, Imam Bukhari yang ditemui di Kota Tasikmalaya, Jumat 1 Juli 2022 sore.
"Ini murni masih pendataan. Saat ini beban subsidi negara sudah Rp 520 triliun. Saat ini juga secara kuota yang diberikan negara ini khususnya di Tasikmalaya dan Ciamis sudah over quota untuk bio solar dan Pertalite," paparnya.
"Kami mengimbau kepada semua masyarakat untuk tenang dan tidak perlu panic buying. Karena di masa sosialisasi ini pembelian masih seperti biasa saja," sambungnya.
Hanya saja, aplikasi MyPertamina sebagai sarana transaksi supaya masyarakat tetap mendaftar untuk mendapat subsidi lewat website atau dibantu petugas SPBU.
"Kami berharap dengan adanya pendataan ini penerima subsidi bisa lebih bijak dan lebih hemat menggunakan energi. Dan juga masyarakat bisa menggunakan energi yang lebih sehat untuk kendaraannya," terangnya.
Aplikasi ini, menurut dia, diterapkan untuk melakukan langkah antisipasi mengurangi over quota BBM.
Jadi, menurut dia masyarakat tak perlu bingung jika tak punya hape untuk mendaftar bisa mendatangi posko atau booth yang disediakan di 9 lokasi SPBU di wilayah Jabar.
"Termasuk di 3 terminal BBM. Seperti di terminal Tasikmalaya, Ujung Berung dan Padalarang serta 1 lokasi offline di Kantor Pertamina Bandung, Jalan Wirayuda," bebernya.
Khususnya di wilayah Priangan Timur, pos pendaftaran pembelian BBM subsidi itu ada di Tasikmalaya dan Ciamis yang terbagi jadi 5 titik lokasi posko.
Di SPBU juga bisa melakukan pendaftaran tinggal datang ke kantornya saja.
"Tak ada klasifikasi kendaraan untuk mendapatkan BBM ini, masih sama seperti pembelian di sebelumnya. Ini diterapkan dari negara untuk melindungi para pengguna subsidi," tambahnya.
Disinggung mengapa Kota Tasikmalaya terpilih menjadi lokasi uji coba penerapan ini, jelas dia, karena sebelumnya sudah diterapkan ke Grup Budiman dan proyek itu berhasil serta manajemen Budiman menyukai program ini.
"Karena mempercepat proses pengisian. Kemudian kesiapan infrastruktur di Tasikmalaya dan Ciamis terbaik di Jabar. Pendaftaran pokoknya di website tak hanya hape," jelasnya.