CIAMIS — Kondisi Gunung Sawal sudah krisis dari sisi lingkungan dan ekosistemnya. Banyak yang menilai jika dibiarkan bisa menjadi bom waktu dan mengancam warga sekitar, pasalnya belakangan ini sudah sering terjadi bencana alam di wilayah tersebut.
Ketua Umum Paguyuban Peduli Alam dan Lingkungan Galuh Asri (Pedal Gas) Kabupaten Ciamis Noer JM mengatakan, saat ini kondisi Gunung Sawal sudah sangat memprihatinkan. Pihaknya ketahui ada dua contoh besar Gunung Sawal dikatakan bisa jadi bom waktu.
“Ada dua contoh besar bencana yang terjadi di Gunung Sawal dan menimpa warga di Desa Padamulnya Kecamatan Cihaurbeuti dengan bencana longsor dan banjir bandang tahun 2009. Tahun ini di Panjalu longsornya hutan lindung, walaupun tidak berdampak terhadap masyarakat,” katanya, menjelaskan.
Kata dia, memang bencana yang belum lama ini terjadi tidak berdampak terhadap kerugian masyarakat. Namun, akibat kejadian ini berpengaruh terhadap ekosistem dan sumber mata air.
Lanjut dia, fenomena kondisi Gunung Sawal sekarang dan sejumlah kawasan hutan yang telah rusak dan gundul sudah sangat mengkhawatirkan. Terlihat jelas berbagai pihak mempunyai kepentingan tersendiri, seperti untuk kepentingan ekonomi seenaknya.
“Terlihat berbagai aktivitas yang dilakukan secara terang-terangan di Gunung Sawal, tanpa memperhatikan kondisi alam yang awalnya hijau ditanami tanaman keras atau penyerap mata air kini perlahan berkurang. Artinya seolah tidak ada kepedulian,” ujarnya, menjelaskan.
Menurut dia, perilaku merusak alam yang dilakukan oknum ini tanpa berpikir dampak buruk yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Karena kerusakan alam sudah tentu bisa meneyebabkan terjadinya bencana.
“Alam ini untuk kehidupan masyarakat. Ketika ekosistemnya terjaga, alam juga akan menjaga kita semuanya. Sebaliknya, dengan rusaknya alam dan ekosistem yang ada, dampaknya bisa bencana,” ujarnya, menjelaskan.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Ciamis Ade Waluya mengatakan, kalau mitigasi bencana yang dilakukan memang kondisi Gunung Sawal ini patut untuk diwaspadai secara keseluruhan. Dengan adanya kejadian longsor Panjalu dan pernah juga di Desa Sukamulnya Cihurbeuti.
“Artinya warga di sekitar Gunung Sawal harus lebih meningkatkan kewaspadaan, kalau terjadi curah hujan tinggi,” katanya.
Ade menambahkan, di Ciamis tahun ini beberapa lokasi pernah terjadi retakan, seperti Panawangan dan kecamatan lainnya, artinya harus selalu meningkatkan kewaspadaan.
“Artinya kita imbau masyarakat harus waspada, semoga saja Ciamis aman. Kemudian saya juga mengharapkan keutuhan lingkungan di Gunung Sawal selalu dijaga kelestariannya,” tuntasnya. (isr)